Pemilik Taksi Online Enggan Ganti Pelat Kuning

Demo tolak Uber
Sumber :
  • Agus Tri Haryanto/Viva.co.id

VIVA.co.id – Unjuk rasa ribuan pengemudi taksi pada pekan lalu memang sempat menimbulkan ketegangan di beberapa titik di wilayah Ibu Kota Jakarta. Ribuan pengemudi taksi konvensional terlibat bentrok dengan ojek online saat mereka menuntut keberadaan taksi berbasis aplikasi seperti Uber dan Grab.

Batas Waktu Syarat Angkutan Aplikasi Ditegaskan Fleksibel

Para sopir taksi konvensional itu menganggap keberadaan Uber dan Grab menyalahi aturan, karena menggunakan mobil pibadi yang dijadikan angkutan umum. Hal itu juga dapat terlihat dengan masih digunakannya pelat nomor berwarna hitam. Sementara itu, untuk angkutan umum termasuk taksi seharusnya menggunakan warna kuning.

Kendati demikian, hal tersebut ditentang para pemilik taksi online. Salah satunya Bambang Saepudin. Menurut Bambang yang juga mengelola rental mobil, dengan menggantikan pelat nomor hitam menjadi kuning dianggapnya tidak tepat.

Giliran Sopir Taksi Malaysia Gelar Demo Tolak Uber dan Grab

“Kalau dari hitam ke kuning, agak berat, karena kan mobilnya ini milik perorangan. Pengusaha Uber dan Grab ke pelat kuning keberatan, karena rekan-rekan kami intinya kan mobil sendiri,” ujar Bambang salah satu pengusaha yang mengelola taksi online Uber dan Grab kepada VIVA.co.id, Minggu 27 Maret 2016.

Menurut Bambang, para pengemudi taksi online memang menggunakan mobil pribadi, jadi daripada mobilnya tidak digunakan lebih baik dipakai untuk taksi. Untuk mendapatkan sewa taksi online diakui lebih santai, efisien, dan fleksibel dalam menjalankan perkerjaannya.

Kisruh Demo Taksi, Dishub Kecewa dengan Kominfo

Bambang pun mengaku, keberadaan taksi online dianggap membantu bagi masyarakat, selain harga murah juga meringankan beban penumpang yang berkebutuhan khusus. “Mereka tak perlu berebut atau panas-panasan di jalan karena nunggu. Contohnya kemarin saya lihat di media dan ternyata memudahkan tunanetra, karena dia tinggal order, kan ada panduannya, jadi itu bantu mereka untuk bepergian,” ujarnya.

Presiden Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata.

Grab: Aturan STNK Khusus Jauhi Prinsip Ekonomi Kerakyatan

Aturan ini sangat merugikan mitra pengemudi Grab.

img_title
VIVA.co.id
17 Maret 2017