Dijual di Indonesia, Mobil DFSK Glory i-Auto Buatan Mana Sih?

Mobil baru DFSK Glory i-Auto dirakit secara lokal di Indonesia
Sumber :
  • dok. PT Sokonindo Automobile

VIVA – Jajaran kendaraan penumpang DFSK di Indonesia bertambah, dengan diluncurkannya produk Glory i-Auto. Berbeda dengan produk lainnya, pada mobil ini telah disematkan berbagai fitur perintah suara, yang belum pernah ada sebelumnya.

Raja Malaysia Jadi Pemilik Pertama Mobil Andalan Xi Jinping

Dengan fitur bernama i-talk tersebut, memungkinkan pengguna berinteraksi langsung dengan mobilnya, terutama untuk melakukan beberapa pekerjaan tanpa menyentuh komponen di mobil. Pengguna cukup mengeluarkan perintah berbahasa Inggris, dan fitur itu akan merespons, lalu melakukan tugasnya.

Untuk urusan jantung penggerak Glory i-Auto mengusung mesin berkapasitas 1.500cc dengan penambah daya Turbo. Mesin ini mampu mengeluarkan tenaga 150 PS dan torsi maksimal 220 Nm, untuk menyalurkan tenaga mesin ke roda depan dipakai sistem transmisi otomatis.

Mobil China Kian Mendominasi di Rusia

Meski memiliki beragam keunggulan, ternyata DFSK Glory i-Auto bukanlah produk impor. Kendaraan jenis sport utility vehicle (SUV) ini, kata Managing Director PT Sokonindo Automobile, Franz Wang, lahir di pabriknya yang berlokasi di Cikande, Serang, Banten.

Baca juga: Mobil Kelima DFSK Mulai Dijual di Indonesia, Ini Harga Resminya

Terpopuler Otomotif: Mobil China Raih Peringkat Tertinggi, Merek Vespa Bernilai Rp18 Triliun

"Mobil ini diproduksi secara CKD (Compeletely Knock Down) di pabrik kami di Cikande. Seperti diketahui, pabrik ini berkonsep menuju teknologi industri 4.0," ujarnya dalam konfrensi pers virtual.

Dari lokasi pabrik yang sama, kata Franz, juga lahir produk-produk DFSK lainnya, seperti mobil niaga Super Cab bermesin bensin, lalu Super Cab yang memakai mesin diesel, kendaraan penumpang jenis SUV Glory 560 dan 580.

Franz menyebut, meski DFSK merupakan produk kendaraan yang berasal dari perusahaan China, namun hampir seluruh pekerja mereka adalah warga asli Indonesia. Bahkan, perbadingan jumlah pekerja lokal dan asing cukup signifikan.

"Hampir seluruh karyawan kami berasal dari Indonesia. Totalnya, kini ada 95 persen. Banyak sekali. Sisanya itu, lima persen, manajemen dari Tiongkok,” tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya