- Petugas mendorong mobil mogok
VIVA.co.id – Ritual mudik lebaran telah terasa di jalanan ibu kota Jakarta. Tentu bukan lagi menjadi pemandangan aneh melihat mobil dengan muatan di atasnya berseliweran di jalanan. Yang menjadi pertanyaan, apakah cara itu dibolehkan dan aman?
Menurut Direktur Keamanan dan Keselamatan (Dirkamsel) Korlantas Polri, Brigjen Polisi Chryshnanda Dwilaksana, membawa barang di atap mobil boleh saja dilakukan tetapi ada batasannya.
"Orang mudik yang membawa barang harus memperhatikan keselamatan, barang bawaan jangan terlalu tinggi. Boleh lah setengah meter, tapi kalau lebih itu jangan lah. Nanti bisa nyangkut malah jadi bahaya," kata Chryshnanda kepada VIVA.co.id di Jakarta, Kamis 22 Juni 2017.
Selain tidak terlalu tinggi, barang bawaan di atap mobil juga dianjurkan tak melebihi bobot kendaraan. Sebab hal itu sangat berisiko terhadap keselamatan karena keseimbangan mobil bakal terganggu lantaran bobot berlebih yang dibebankan pada kendaraan.
"Kalau muatannya berat, akan mengganggu keselamatan pengemudi itu sendiri dan orang lain. Saat berkendara, seorang pengemudi juga harus berempati memikirkan pengguna jalan lain," ujarnya.
Dia tak bisa menyebut secara pasti batasan berat saat membawa barang kendaraan. Lantaran tiap kendaraan roda empat memiliki batas membawa bebannya masing-masing.
Sebut saja Toyota Avanza yang memiliki daya angkut maksimal 500 kilogram, artinya mobil tersebut tak bisa membawa barang melebihi kapasitas itu. "Bawa barang berat melebihi bobot mobil, ban bisa meledak. Kalau meledak begitu, ganggu pengendara lainnya bikin macet," kata dia.
Tim jelajah mudik 2017 VIVA.co.id menjajal beberapa rute Tol Trans Jawa yang bakal dilewati pemudik. Banyak rute berbahaya karena gelap gulita. Kabarnya banyak yang sudah keluar jalur.
