Mobil LCGC Jilid II Bisa Lebih Irit Bensin?

Suzuki Karimun Wagon R, LCGC dari Suzuki.
Sumber :
  • VIVA/Herdi Muhardi

VIVA.co.id – Pemerintah tengah mengkaji program Kendaraan Bermotor Hemat Bahan Bakar/KBH2, atau yang lebih dikenal dengan sebutan low cost green car/LCGC jilid kedua.

Suzuki Siapkan Mobil Baru Pengganti Karimun, Demi Saingi Brio?

Program ini berbeda jalur dengan program lain yang juga tengah diagendakan pemerintah, yakni low carbon emission vehicle (LCEV), atau kendaraan rendah emisi. Artinya, meski program LCEV terus berjalan, LCGC jilid kedua juga terus berjalan.

LCGC jilid dua menurut skema, bakal ditawarkan sebagai mobil yang jauh lebih irit dari LCGC tahap pertama seperti yang saat ini ada di pasaran. Apabila dalam aturan LCGC, kendaraan wajib mendapat efisiensi bahan bakar 20 kilometer per jam, di program LCGC jilid kedua akan lebih dari itu.

10 Mobil yang Berpotensi Jadi Mobil Rakyat Versi Kemenperin

Melihat wacana tersebut, pengamat otomotif, Bebin Djuana mengatakan, soal konsumsi bahan bakar minyak (BBM) mobil harusnya juga bisa diukur dalam pemakaian sehari-hari dan bukan hanya uji laboratorium.

"Bicara soal mobil irit BBM itu terkondisikan, biasanya bukan dalam pemakaian sehari-hari. Itu mobil (hemat BBM) bisa saja tercapai waktu diadakan lomba irit, tetapi dari Senin hingga Jumat berapa pencapaian real bagaimana," kata Bebin kepada VIVA.co.id.

PLN: Program LCGC Lebih Tepat untuk Mobil Listrik

Hal yang sama juga dikatakan oleh pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus. Ia mengatakan, masih belum tahu detail soal rencana LCGC jilid kedua.

"Detailnya saya masih agak samar. Tapi kalau memang mau lebih irit, coba dicek saja, apakah benar LCGC pertama ada yang sampai 20 kilometer per liter? Enggak ada," kata Yannes, saat dihubungi VIVA.co.id.

"Gimana mau angka satu liter bensin untuk 20 kilometer atau lebih, kalau jalanan macet, suhu udara panas, jadi AC mobil pasti nyala. Kemudian, ada LGCG tiga baris, ini kan bebannya juga besar, weight ratio makin timpang, mau enggak mau mesin digas di rpm (putaran mesin) tinggi, nah ini boros," kata Yannes.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronik, Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, program ini masih dalam proses pembahasan bersama Kementerian Keuangan.

"Struktur PPnBM (pajak penjualan atas barang mewah) masih dibahas bersama Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu," kata Putu.

Mobil LCGC, saat ini ditawarkan oleh berbagai merek otomotif, seperti Toyota dengan Agya dan Calya, Daihatsu punya Ayla dan Sigra, Datsun GO dan GO+ Panca, serta Suzuki Karimun Wagon, kemudian Honda Brio Satya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya