Gaikindo 'Bingung' dengan Istilah Mobil Nasional

Ketua GAIKINDO Yohanes Nangoi
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Sudah beberapa kali isu mobil nasional bergulir. Bahkan beberapa di antaranya telah dilakukan tes di jalanan dan bikin heboh. Namun rupanya, pihak Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) masih ‘bingung’ dengan apa yang dimaksud mobil nasional.

Mobil DFSK Glory 580 Berhenti Produksi di Indonesia?

Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, Yohannes Nangoi mengatakan, tidak mudah untuk membuat dan memasarkan mobil nasional.

"Tolong sampaikan dulu ke saya apa yang dimaksud dengan mobil nasional. Kalau dibilang komponen lokal harus 90 persen? Sudah banyak yang local componentnya segitu, desainernya pun banyak yang sudah orang Indonesia," kata Nangoi saat berbincang dengan VIVA di Kantor Gaikindo di Jakarta beberapa waktu lalu.

Catat, Ini Jadwal Pameran Mobil Baru di RI Tahun Depan

Nangoi mengatakan, saat ini mobil yang diproduksi maupun dirakit di Indonesia memang masih merupakan merek Global. Meski demikian, kandungan lokal komponen mobil tersebut sudah melibatkan perusahaan-perusahaan lokal.

Tak hanya itu, merek-merek otomotif global pun membuka fasilitas perakitan di Indonesia. Artinya, kata Nangoi, itu juga membuka peluang lapangan kerja baru bagi masyarakata di Indonesia.

Gaikindo Ubah Target Penjualan Mobil Tahun Ini Jadi 525 Ribu Unit

"Gini saya bilang, bikin mobil nasional saya yakin pasti jadi, pasti bisa. Bikin mobil yang bisa dijual, itu yang susah. Bukan hanya mobil yang bisa bersaing dengan merek global, tetapi yang bisa dijual," ujar Nangoi.

Membuat mobil dengan merek asli Indonesia, dikatakan Nangoi, bukan hanya sekadar unit mobilnya tetapi juga harus juga memperkenalkan merek tersebut agar bisa dipercaya oleh konsumennya.

"Oke misalnya bisa bikin mobil, coba dijual, pakai merek apa misalnya, belum tentu laku, karena perlu investasi yang gila-gilaan ke market. Buat saya, yang lebih penting bikinnya di Indonesia, komponennya dari sini, yang ngerjain orang Indonesia.” (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya