Mobil Modifikasi Lokal Sulit Go Internasional, ini Sebabnya

Ajang modifikasi mobil
Sumber :
  • Jeffry Yanto/VIVA

VIVA – Produk modifikasi mobil after market buatan lokal sepertinya masih sulit dilirik modifikator. Alasannya, beberapa pemilik mobil lebih tertarik menggunakan produk luar negeri, dengan alasan gengsi dan tidak percaya dengan produk lokal.

Mau Beli Toyota Rush GR Sport, Segini Cicilannya per Bulan

Juri modifikasi Black Auto Battle, Boy Prabowo mengatakan, meski beberapa produk lokal sudah mulai diminati, namun tidak semuanya. Salah satunya velg, sampai saat ini velg buatan luar negeri diminati, terlebih untuk lomba modifikasi.  

“Ngomong velg produk lokal masih belum, karena kualitas dan desainnya tidak bisa jadi referensi. Kecuali car audio, kualitasnya sudah terbukti sampai luar negeri,” ujarnya di Surabaya, Jawa Timur, Minggu 2 Desember 2018.

Mau Beli Toyota Fortuner, Segini Bayar Pajak Tahunannya

Perangkat audio seperti subwoofer, head unit, tweeter dan lain-lain menurutnya sudah baik kualitasnya. Sambung dia, banyak sekali produk lokal khusus audio yang sudah dijual ke manca negara, salah satunya Amerika Serikat.

“Kalau body kit, yang OEM (original equipment manufacturer) sudah mulai seperti TRD (Toyota Racing Develpoment) tapi buat OEM saja. Karena industri kayak gini niche market, setahun bisa jualan body kit berapa sih,” tutur Boy.

Toyota Innova Terbaru Resmi Meluncur dengan Harga Rp400 Jutaan

Menurutnya, agar produk lokal bisa digunakan banyak orang khususnya dalam dunia modifikasi agak sulit. “Belum ketemu caranya. Kalau mau mobil modifikasi Indonesia go international, sebenarnya kesulitan di cukai,” lanjut Boy.

Sambung dia, mobil dikirim ke luar negeri tidak akan mudah masuk lagi ke Indonesia. Sebab sudah dianggap impor statusnya, itulah yang membuat modifikasi buatan Indonesia khususnya mobil agak sulit bertarung di luar negeri.

“Makanya dulu Toyota Ist sudah modifikasi sekitar 2003 lalu bisa tanding ke Malaysia, tapi enggak bisa balik. Karena dianggap impor, dan itu setahun ada di Tanjung Priuk dalam kontainer sampai karatan,” kata dia. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya