- VIVA/Pius Mali
VIVA – Sepeda motor kustom adalah hasil produksi dari kolaborasi antara Industri kreatif dan otomotif. Belakangan, sepeda motor rombakan ini mulai diminati pencinta roda dua, terutama kalangan pria.
Guna merangkainya menjadi tampilan kustom, seseorang tak perlu memiliki sepeda motor baru. Sebab, nantinya, akan dirombak total. Cukup gunakan yang lama, asalkan bisa melaju, dan kerangkanya masih terbentuk utuh.
Namun demikian, tingginya animo masyarakat terhadap tren kustom, tak membuat mereka sepenuhnya paham, terhadap pengertian 'kustom' itu sendiri. Banyak dari mereka, yang beranggapan bahwa motor kustom adalah motor modifikasi. Padahal keduanya boleh dibilang tak sama.
Penggiat sepeda motor sekaligus Local Brand Activities, Arto Subiantoro menyatakan, bahwa ada perbedaan yang tak dipahami masyarakat tentang istilah kustom dan modifikasi.
"Beda lho, kustom sama modifikasi," ungkapnya, saat acara peluncuran Jubelmoto, di Hotel Akmani, Jakarta Pusat.
Selanjutnya, ia juga menambahkan, bahwa letak perbedaan paling kentara adalah pada komponen yang dirombak. Apabila modifikasi hanya melakukan pergantian pada tampilan luar yang telah disediakan, seperti spion, pelek, atau jok, sementara kustom melakukan perombakan secara total.
"Kustom bisa dibilang sudah meninggalkan komponen bawaan. Semua dirombak. Kalau modifikasi hanya sebatas penggantian aksesoris," katanya.
Artinya, tingkat kerumitan kustom jauh lebih tinggi dari modifikasi. Sebab, semuanya dirancang sejak awal, dan menyangkut seluruh komponen. Seperti mesin, atau bagian lain yang bahkan tak kasat mata.
Sederhananya, modifikasi bertujuan untuk tingkatkan nilai estetik semata. Sementara kustom, selain memiliki tujuan yang sejenis, ia juga dilakukan guna tingkatkan kapasitas serta kekuatan mesin.
