- Herdi Muhardi/VIVA.co.id
VIVA.co.id – Versi terbaru Brio RS resmi dirilis PT Honda Prospect Motor (HPM) pada 2016 lalu di Indonesia International Motor Show (IIMS). Penambahan kode RS dilakukan sebagai pembeda dari seri low cost green car atau LCGC.
Dibanderol Rp178 juta, city car terlaris di Indonesia ini sudah mengadopsi lampu proyektor, Daytime Running Light (DRL) dan desain depan baru khas Honda.
Masuk ke dalam kabin, perbedaan paling menonjol dengan Brio Satya yakni adanya tweeter di ujung pintu dan head unit JVC layar sentuh berukuran 6,3 inci. Meski sudah mengusung fitur DVD, MP3 dan radio, namun head unit itu belum mendukung koneksi Bluetooth.
Secara umum, suara yang dihasilkan speaker lebih baik dibandingkan Brio RS generasi sebelumnya. Meski ada penambahan tweeter, namun nada yang dihasilkan dominan bass.
Urusan pengendalian, meski pelek yang digunakan sama besarnya dengan Honda Jazz, yakni 15 inci, namun mobil mampu bermanuver dengan gesit di jalanan perkotaan. Sayangnya, penambahan ukuran pelek berdampak pada sedikit beratnya putaran setir.
Mobil ini masih menggunakan mesin yang sama dengan Brio generasi sebelumnya, yakni empat silinder berkapasitas 1.200 cc. Namun, Honda melakukan ubahan pada pengaturan mesin, sehingga tenaga yang dihasilkan lebih tinggi tiga daya kuda. Tenaga mesin disalurkan ke roda depan melalui transmisi matik tipe continuous variable transmission atau CVT.
Karena sudah memakai CVT, maka hentakan saat perpindahan gigi tidak lagi terasa. Putaran mesin juga tidak turun, dan tenaga dari mesin disalurkan lebih cepat ketimbang transmisi matik model konvensional.
Dengan menggunakan bahan bakar RON 92, city car pesaing Mitsubishi Mirage, Daihatsu Sirion dan Nissan March ini hanya butuh satu liter bensin saja untuk menempuh jarak 15,7 kilometer. Angka itu didapatkan dalam kondisi di dalam kota.
Sementara saat diuji di jalan bebas hambatan dengan kecepatan konstan 90 kilometer per jam, konsumsi bensin New Brio RS tercatat 21,8 kilometer per liter.
