Test Ride Royal Enfield Classic 350, Sensasi Motor Perang

Royal Enfield Classic 350.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rendra Saputra

VIVA.co.id – Jalan raya kini dibuat gempita dengan kendaraan-kendaraan modern. Di Indonesia, populasi terbanyak masih dipegang sepeda motor. Bentuknya beragam, ada skuter matik, motor bebek, jenis sport, hingga moge dengan mesin berkapasitas besar.

Simak Ubahan Royal Enfield Classic 350 Baru

Namun ada satu pilihan menarik yang kini bisa dijumpai di pasar roda dua Tanah Air, yakni Royal Enfield. Para biker kerap menyebutnya "RE", singkatan dari merek tersebut. Wujudnya eksentrik, karena mengusung konsep super-klasik. Berbeda dengan apa yang ditawarkan motor-motor kebanyakan saat ini. Dijamin motor bakal jadi pusat perhatian kala melintas di jalanan.

Sepekan lalu, VIVA.co.id diberi kesempatan untuk menjajal salah satu produk andalan Royal Enfield, yakni Classic 350. Kenapa disebut andalan, karena memang merupakan salah satu model terlaris di Indonesia selain Classic 500. Harga yang miring untuk ukuran sebuah moge, serta tampilan yang memanjakan mata, menjadi salah satu diferensiasi positif dari Royal Enfield Classic 350.

Jangan Kaget Lihat Harga Royal Enfield Classic 350 Baru di RI

Wajah depan Royal Enfield Classic 350.

Sekadar diketahui ada beberapa model yang ditawarkan Royal Enfield di Tanah Air, yakni Bullet, Classic, Rumbler dan Continental GT. Kapasitas mesinnya beragam, tinggal disesuaikan dengan minat dan isi kantong Anda. Kebanyakan motor-motor Royal Enfield di Indonesia dijual dengan harga di bawah Rp100 juta.

Royal Enfield Tawarkan Apparel Buatan Indonesia

Tampilan

Melirik tampilannya, Royal Enfield Classic 350 memang mengusung gaya klasik. Lihat saja, mulai dari lampu depan, lampu sein, kaca spion, tangki dan lampu belakang, membulat retro. Identik dengan motor masa lampau. Lampu utama bahkan turut diberi topi dari pelat besi, makin kuat kesan klasiknya.

Tentu banyak yang tak menyangka jika ini benar-benar motor baru, karena pilihan warna yang melaburi sekujur tubuhnya dibuat khas dengan motor-motor tua di eranya.

Royal Enfield Classic 350.

Bagian jok juga dibuat unik. Dibekali per pada bagian bawah. Kesan empuk terasa saat pertama kali menungganginya. Jok “boncenger” yang bisa dibongkar-pasang turut dibuat khas motor tua. Di bawah jok, ada dua kompartemen di sebelah kanan dan kiri.

Rumah filter udara Royal Enfield Classic 350.

Kompartemen toolkit pada bagian sisi di bawah jok.

Bagian kanan sebagai rumah filter udara dan kiri untuk pealatan toolkit. Tempat penyimpanan aki dibuat terpisah dengan penutup kotak yang bisa dibuka dengan kunci kontak.

Roda depan Royal Enfield Classic 350.

Pada bagian kaki-kaki, roda depan dibenamkan pelek jari-jari ukuran 19 inci, belakang 18 inci dan dikawinkan dengan ban masing-masing 90/90 dan 110/90.

Untuk sasis, tulang utamanya dari pipa bulat, subframe melengkung dan terpasang dudukan dua sokbreker sebagai penopang lengan ayun. Termasuk juga sepatbor yang membulat dan panjang. Sokbreker belakang pakai model tabung gas. Depannya pakai teleskopik yang diberikan kondom, sehingga makin terlihat klasik.

Selanjutnya>>> Melihat fitur dan performa

Fitur

Karena mengusung tampilan motor klasik, fitur yang tertanam pada Royal Enfield bisa dibilang miskin teknologi. Namun bagi penyuka motor-motor berwujud klasik, tentu bukan masalah. Hal yang paling menyenangkan bertengger pada bagian dasbor, benar-benar mengguratkan kesan motor tua.

Terdiri dari speedometer dan odometer analog dengan menggunakan pengukur baterai kecil yang terpasang di bawahnya, di sisi kanan. Terdapat pula kunci kontak model klasik. Untuk mengunci setang, ada di bawah tangki sebelah kanan, dekat dengan sokbreaker depan.

Spidometer Royal Enfield Classic 350.

Di speedometer, ada pula indikator sederhana seperti lampu sein, serta indikator transmisi netral. Lalu ada indikator ampli baterai. Tapi, mana indikator bensinnya?

Pabrikan ternyata sengaja menggusur penunjuk bensin seperti motor-motor kebanyakan saat ini. Bagi pengendara kekinian, tentu menjadi catatan tersendiri. Karena mereka tak bisa melihat seberapa banyak bensin yang tersisa di dalam tangki berkapasitas 14,5 liter itu. 

Satu-satunya cara yang bisa diterapkan bila kehabisan bensin adalah memutar keran bensin ke posisi RES, agar bisa menggunakan bahan bakar yang berada di dasar tangki untuk sampai pom bensin terdekat.

Jangan juga berharap ada ABS pada pengeremannya, karena Royal Enfield hanya mengandalkan satu cakram 280 mm dengan kaliper dua piston pada roda depan dan tromol 153 mm di belakang.

Posisi Riding dan Handling

Bicara posisi riding, ketika pertama kali duduk di balik kemudi Royal Enfield 350, kesan pertama sangat nyaman. Posisi setang, footstep, mendukung rasa berkendara enjoi. Kaki juga cukup santai. Namun ground clereance terasa cukup tinggi. Untuk kami yang memiliki tinggi 175 cm tentu nyaman-nyaman saja, namun di bawah 170 cm, tentu kaki agak menjinjit.

Royal Enfield Classic 350.

Kombinasi sasis, suspensi dan sokbreaker belakang cukup membuat nyaman handling Classic 350. Amat stabil kala diajak berkelak-kelok. Suspensi juga empuk saat melahap jalanan rusak hingga bergelombang. Guncangan hanya terasa di bagian setang. Pengendara makin nyaman setelah didukung adanya per pada jok.

Performa

Motor mudah hidup berkat tombol starter di setang bergaya fatbar. Dengan mesin silinder tunggal, suara terdengar nyaring, berbunyi khas motor tua. Cerminan jujur dari upaya perusahaan menghadirkan motor bergaya retro.

Setelah melaju karakternya langsung tertebak. Berkat konfigurasi mesin bergaya khas jadul pula, tenaganya tak seperti moge-moge lain kebanyakan yang bisa langsung melesat dengan tenaga meledak-ledak. Motor baru ngacir setelah gas diurut. Di putaran bawah, torsinya sangat montok.

Karena konfigurasi mesin khas bergaya jadul pula, getaran terasa pada saat transmisi menujukkan 1-2-3. Sementara “4” dan “5” bebas getaran. Di kondisi inilah berkendara bisa sangat dinikmati seutuhnya. Karakter akselerasinya juga cukup lamban, maklum saja bobotnya 187 kilogram. Berat!

Royal Enfield Classic 350.

Royal Enfield Classic 350 mengusung mesin silinder tunggal 346cc. Mesin disandingkan dengan transmisi lima langkah. Pengapian didukung dua busi seperti motor-motor India kebanyakan. Di atas kertas tenaga yang dihasilkan sebesar 20 tenaga kuda (15 kW) dan torsi 28 newton meter. Sistem pengabutan bahan bakarnya, masih karburator.

Namun sejujurnya Royal Enfield memang menawarkan sensasi berbeda. Sepanjang dipergunakan, pikiran enjoi yang memenuhi kepala. Bagi penyuka motor rasa klasik, dahaga tentu akan cepat terpenuhi. Power memang tak meledak-ledak, tapi siapa yang butuh power besar untuk menikmati sebuah motor klasik seperti ini?

Konsumsi bahan bakarnya cukup irit. Dengan rasio kompresi 8,5:1 bahan bakar seperti Pertalite dengan RON 90 sudah lebih dari cukup untuk dijejali pada Royal Enfield Classic 350. Kala digunakan wara-wiri di sekitaran Jakarta, rata-rata konsumsinya sekira 29 kilometer per liter.

Selanjutnya>>> Melirik Harganya

Harga

Jika dibandingkan dengan merek lain seperti Harley Davidson, harga yang ditawarkan jauh lebih terjangkau, terutama dengan status sebagai motor kelas menengah. Royal Enfield Classic 350, dijual dengan banderol Rp72,9 juta on the road Jakarta.

Apabila Anda kepincut, bisa langsung mendatangi markasnya di Jalan Pejaten Barat No.5, Jakarta Selatan.

Motor ini juga bisa dimiliki dengan cara pembelian kredit. Perusahaan pembiayaan Adira Finance menawarkan skema down payment terendah sebesar Rp15 juta, dengan cicilan Rp6,3 jutaan untuk 11 bulan, cicilan Rp4,4 jutaan untuk 17 bulan, cicilan Rp3,5 jutaan untuk 23 bulan, Rp2,9 jutaan untuk 29 bulan, dan Rp2,6 jutaan untuk 35 bulan.

Hikayat

Tak kenal maka tak sayang. Pepatah itu tentu juga berlaku untuk dunia kuda besi. Agar lebih mengenal merek asal mana Royal Enfield dan bagaimana kiprahnya selama ini, tak ada salahnya kita sejenak bertandang pada sejarahnya.

Di banyak negara, Royal Enfield merupakan merek yang tak asing lagi. Bisa dikatakan nilai historisnya cukup tinggi. Royal Enfield merupakan sebuah jenama yang berada di bawah naungan Enfield Cycle Company asal Inggris. Seperti dikutip dari situs resminya, Royal Enfield didaftarkan sebagai merek untuk motor, sepeda, mesin pemotong rumput dan mesin stasioner yang dibuat oleh Enfield Cycle Company.

Melihat Dari Dekat Pembuatan Motor Royal Enfield

Walaupun sudah berdiri sejak 1893, namun hari jadi Royal Enfield ditetapkan pada tahun 1901 saat Royal Enfield pertama kali memproduksi motor dengan kubikasi 239 cc.

Merek ini menggema setelah motor-motornya dipakai sebagai armada perang kesatuan British Forces Motor Cycle pada tahun 1930–1945. Artinya motor RE ini dulu pernah dipakai pada Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Sudah mulai terbayang bukan betapa tangguhnya motor tersebut kala dipakai serdadu Inggris untuk bertempur.

Melihat Dari Dekat Pembuatan Motor Royal Enfield

Namun kini Royal Enfield sudah tak lagi dibuat di Inggris. Pada 1971 Royal Enfield yang berada di Inggris bangkrut. Sebelumnya pada 1955, Royal Enfield sudah menancapkan kuku bisnisnya dengan membuka cabang di India, tepatnya di Chennai dengan nama Enfield of India dengan menggandeng perusahaan lokal, Madras Motors.

Pasca RE di Inggris gulung tikar, semua kegiatan bisnis dan produksi dialihkan ke India. Lantaran Enfield of India sudah membeli hak penggunaan nama Royal Enfield. Artinya, motor Royal Enfield yang kini dipasarkan di Indonesia juga didatangkan utuh dari India. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya