Kubu Prabowo Salahkan Survei Jokowi Menang Mutlak di Jateng

Politisi Partai Gerindra Ferry Juliantono.
Sumber :
  • VIVA/Dwi Royanto

VIVA – Calon Presiden petahana Joko Widodo begitu yakin bahwa dirinya mampu mendulang kemenangan mutlak hingga 82 persen di Jawa Tengah pada Pilpres 2019. Namun target Jokowi itu dinilai mustahil oleh kubu lawan. 

Kemenag Tagetkan 5 Ribu Pesantren Terima Inkubasi Bisnis hingga 2024, Saat Ini Baru 2.600

Juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Ferry Juliantono, menyebut terget 82 persen suara Jokowi-M'ruf di Jawa Tengah tanpa dasar yang jelas. Bahkan jika keyakinan itu merujuk pada hasil survei, maka survei tersebut dinilai salah. 

"Itu menurut data dari mana. Pak Jokowi dasarnya apa, dasarnya survei apa. Salah semua surveinya. Apa enggak sekalian 120 persen saja bilang ke Pak Jokowi targetnya," kata Ferry di Kota Semarang, Selasa, 23 Oktober 2018. 

Perempuan Muda Nahdliyin Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran, Titip 9 Pesan

Ferry menyebut cukup mudah untuk membantah survei yang diutarakan Jokowi saat pelantikan Tim Kampanye Daerah (TKD) di markas PDIP Jawa Tengah pada Sabtu, 20 Oktober lalu itu. Ia menilai angka kemenangan 82 persen mustahil karena menimbang hasil pada Pilgub Jateng 2018.

Kala itu, Ferry menyebut, fakta menunjukkan bahwa pasangan calon Sudirman Said-Ida Fauziyah yang diusung Partai Gerindra, PKS dan PAN saja mampu mendulang suara hinga 42 persen. Meski kalah dari calon petahana Ganjar Pranowo dan Taj Yasin, namun selisih suaranya terbilang cukup kecil. 

Jadi Cawapres Prabowo, Ini 7 Pencapaian Gibran Rakabuming di Kota Solo

"Pilgub kemarin survei mereka (PDIP) sudah berantakan. Pasangan Sudirman Said dan Mbak Ida Fauziyah 43 persen. Padahal katanya (surveinya) cuma 20 persen, buktinya 43 persen," tegasnya.

Wakil Ketua DPD Gerindra itu pun yakin bahwa jumlah suara pada Pilgub lalu akan kembali bisa didulang paslon nomor 02 Prabowo-Sandi pada Pilpres mendatang. Ia bahkan menuding bahwa tingkat kepercayaan warga Jateng terhadap pemerintahan mantan Wali Kota Solo itu kian menurun. Elektabilitas calon petahana itu juga makin tergerus di daerah lain.

"Mau pakai gaya milenial, kalah sama Sandiaga Uno. Mau pamer kehebatan prestasi ekonomi, enggak ada. Rupiah jeblok hancur, sudah mau Rp16 ribu. Di ambang krisis. Mau menggembar-gemborkan infrastruktur, sekarang ada temuan Badan Pemeriksa Keuangan ada korupsi besar-besaran dalam infrastruktur," beber dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya