LSI: Kaum Terpelajar Tak Suka Pemimpin Mudah Terkecoh dan Reaksioner

Seorang partisipan membentangkan baliho pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno saat peresmian rumah pemenangan di Surabaya, Jawa TImur
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Zabur Karuru

VIVA – Lingkaran Survei Indonesia milik Denny JA baru - baru merekam tingkat persepsi publik terkait kasus hoax Ratna Sarumpaet terhadap pemilihan presiden tahun depan.

Survei EPI Center: Partai Gerindra Kalahkan PDIP, PSI Pendatang Baru di Senayan

Ratna yang juga bekas Juru Kampanye pasangan Prabowo-Sandiaga Uno itu dianggap membawa dampak buruk bagi keduanya. 

Meski tak berpengaruh pada elektabilitas, namun rekayasa pemukulan Ratna membawa sentimen negatif.

Kemenag Tagetkan 5 Ribu Pesantren Terima Inkubasi Bisnis hingga 2024, Saat Ini Baru 2.600

"Daya ledaknya (hoax Ratna) masih lebih tinggi dari isu lain. Kalau kita lihat 50 persen publik tahu kasus ini. Kasus Ratna Satumpaet membekas," kata Peneliti LSI Denny JA Ikrama Masloman saat menyampaikan hasil rilis di kantornya Jalan Pemuda, Jakarta, Selasa 23 Oktober 2018.

Survei yang melibatkan 1.200 responden ini, kata dia, elektabilitas petahana Jokowi-Ma'ruf Amin masih unggul dengan raihan 57,7 persen dan Prabowo - Sandiaga 28,6 persen. 

Perempuan Muda Nahdliyin Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran, Titip 9 Pesan

Dibanding September lalu, terjadi penurunan sekitar 1 persen terhadap Prabowo-Sandiaga dan penantanganya terjadi peningkatan sebanyak 4 persen.

Ikrama menjelaskan, kenaikan dan penurunan elektabilitas itu juga sedikit banyak pengaruh dari sentimen negatif bagi pemilih yang belum menentukan pilihan atau undecided voters.

"Naiknya sentimen negatif terhadap Prabowo - Sandi menyebabkan pemilih yang belum menentukan pilihan cenderung memilih Jokowi-Ma'ruf," kata dia. 

Kemudian lembaga ini juga menjabarkan segmen pendukung dari kedua kandidat. Dari kalangan terpelajar atau setara pemilih yang mengenyam perguruan tinggi, Jokowi-Ma'ruf mengalami peningkatan dari sebelumnya 40,5 persen menjadi 44 persen di bulan Oktober dan Prabowo-Sandi turun dari 46,8 persen menjadi 37,4 persen. 

Sementara untuk segmen pendapatan di atas Rp3 juta, Jokowi-Ma'ruf menanjak dari 46,2 persen menjadi 54,8 persen. Di sisi lain pasangan Prabowo- Sandiaga turun dari 43,8 persen menjadi 34,5 persen.

"Kalangan terpelajar dan segmen menegah ke atas kurang menyukai pemimpin yang mudah terkecoh dan reaksioner," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya