Haul Sultan Ageng Tirtayasa, Ma'ruf Amin Ceramah Bahasa Daerah Banten

Calon Wakil Presiden Nomor Urut 01, Ma'ruf Amin jiarah ke Sultan Ageng Tirtayasa
Sumber :
  • VIVA.co.id/Yandi Deslatama

VIVA – KH. Ma'ruf Amien memulai haul Sultan Ageng Tirtayasa ke 327, dengan berziarah dan mengirim doa bagi Sultan ke-6 Banten itu.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

"Saya memulai haul ini tahun 1993, waktu ujan-ujan. Dimulai 1993 sampai hari ini. Kita ingin menghidupkan semangat Tirtayasa sebagai pahlawan nasional," kata Kyai Ma'ruf Amien, dalam ceramahnya di Haul Sultan Ageng Tirtayasa Banten, di Desa Tirtayasa, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten, Kamis 14 Maret 2019.

Kyai Ma'ruf ceramah menggunakan bahasa Jawa Serang (Jaseng), yang mirip dengan bahasa daerah Cirebonan, di hadapan ribuan masyarakat Kabupaten Serang.

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

"Kita ingin semangat pahlawan dan perjuangan di warisi oleh masyarakat Banten. Masyarakat Banten aje cengeng (mudah mengeluh), pejereh (penakut), wong sultane wanten (orang Sultannya pemberani)," terangnya.

Saat dia berkunjung ke Makassar, Kyai Ma'ruf diberikan gelar kerajaan yang menjadi bukti eratnya hubungan Kesultanan Banten dengan Kerajaan di Makassar sejak zaman dulu.

Prabowo Cerita Tak sampai Satu Jam Putuskan Terima Ajakan Jokowi Gabung Kabinet

"Gelar kerajaan Karaeng yang artinya pemimpin bijaksana, saya bilang Alhamdulillah. Antara Makassar dan Banten ada kesatuan dengan syekh Yusuf dan Sultan Ageng. Terulang lagi hubungan erat ini," jelasnya.

Sultan Ageng Tirtayasa atau Pangeran Surya, yang naik tahta pada usia 20 tahun dan berkuasa di tahun 1651-1683 Masehi. 

Dia menggantikan posisi kakeknya, Sultan Abdul Mafakhir, sebagai Sultan Banten yang meninggal pada 10 Maret 1651.

Sultan Ageng Tirtayasa merupakan putra dari Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad (Sultan Banten periode 1640-1650) dan Ratu Martakusuma.

Sejak kecil ia bergelar Pangeran Surya, kemudian ketika ayahnya wafat, ia diangkat menjadi Sultan Muda yang bergelar Pangeran Dipati. Setelah kakeknya meninggal dunia pada 10 Maret 1651, ia diangkat sebagai Sultan Banten ke-6 dengan gelar Sultan Abu al-Fath Abdulfattah.

Nama Sultan Ageng Tirtayasa berasal ketika ia mendirikan keraton baru di dusun Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten.

Karena selalu melawan penjajah Belanda kala itu, Sultan Ageng Tirtayasa ditangkap kemudian di asingkan ke Belanda tahun 1683.

Atas jasa-jasanya pada negara, Sultan Ageng Tirtayasa diberi gelar pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden Republik Indonesia No. 045/TK/Tahun 1970, tanggal 1 Agustus 1970.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya