- Eka Permadi
VIVA - Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengungkapkan tren dukungan simulasi dua calon presiden; Joko Widodo, cenderung meningkat dibandingkan Prabowo Subianto yang justru menurun.
Juru Kampanye Badan Pemenangan Nasional Prabowo, Nizar Zahro, menilai lembaga survei belum jera juga membuat survei yang tak akurat.
"Lembaga-lembaga survei belum jera juga untuk tidak membuat survei yang manipulatif. Fakta membuktikkan, survei di Pilgub Jakarta, Jabar dan Jateng, meleset jauh dari hasil pilkada," kata Nizar lewat pesan tertulisnya, Senin, 8 Oktober 2018.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra ini menyayangkan para lembaga survei tidak pernah ada yang minta maaf ke publik. Meskipun telah membuat survei yang tak sesuai kenyataan.
"Sayangnya meskipun survei telah merugikan konstestan pilkada, tapi tidak ada permintaan maaf yang meluncur. Lembaga survei sibuk berapologi dan berlindung di balik dinamika masyarakat yang cepat," ujar Nizar.
Karena itu, Nizar juga menilai masyarakat tidak perlu serius-serius amat menanggapi hasil survei. Dia meyakini nanti akan terbukti hasil survei SMRC itu tidak akurat.
"Bisa disimpulkan, survei yang dirilis SMRC kurang melihat fakta di lapangan," kata Nizar.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif SMRC, Djayadi Hanan, mengungkapkan tren dukungan simulasi dua calon presiden, Joko Widodo cenderung meningkat dibandingkan Prabowo Subianto yang justru menurun pada September 2018. Elektabilitas Jokowi unggul 60,2 persen dibandingkan Prabowo 28,7 persen.
"Dibanding Mei 2018, tren dukungan dalam simulasi dua calon untuk Jokowi cenderung meningkat, sedangkan Prabowo cenderung menurun," kata Djayadi di kantor SMRC, Jakarta, Minggu, 7 Oktober 2018. (ase)