PDIP Targetkan Swing Voters Dalam Debat Capres

Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri (kanan) berbincang dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (kiri) dalam acara Bu Mega Bercerita di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

VIVA - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Hasto Kristiyanto, mengingatkan bahwa pada debat Pilpres 2014, elektabilitas Jokowi dan Jusuf Kalla saat itu makin melesat, yang diyakini salah satunya berkat dukungan banyak pemilih non-partisan alias massa mengambang (swing voters). Karena itu, pada Pilpres 2019, dia ingin timnya kembali menyentuh swing voters, di antaranya melalui debat.

Indikator Bilang Pilpres Berpotensi Satu atau Dua Putaran, Ini Alasannya

"Terbukti 2014 lalu justru karena debat itu Pak Jokowi-Pak JK naik, elektoralnya makin melesat," kata Hasto di JIexpo Kemayoran Jakarta, Kamis 10 Januari 2019.

Hasto menjelaskan debat merupakan instrumen yang penting bagi massa mengambang ini. Sehingga mereka bisa mengambil keputusan.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

"Nanti kita lihat, kita persiapkan dengan sebaik-baiknya swing voters betul-betul menampilkan pilihannya pada mereka yang dianggap menampilkan gagasan terbaik," kata dia.

Hasto menilai debat bukan sekadar ujian hapap data dan berkemampuan penuh retorika. Tapi untuk menunjukkan karakter kepemimpinan yang sebenarnya.

Survei SDI: Prabowo-Gibran 45,7%, AMIN 27,6%, Ganjar-Mahfud 16,9%

"Bagaimana menampilkan program dan gagasan yang diperlukan rakyat. Jokowi dengan pengalaman yang luas akan tampil dalam kapasitas sebagai pemimpin dari rakyat. Ma'ruf kami tampilkan sebagai ulama yang mengayomi dan mengedepankan kerukunan," katanya.

Hasto menambahkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memercayakan debat ini pada tim Jokowi-Ma'ruf. Sebab dianggap sudah biasa menjawab pertanyaan rakyat.

"Sehingga debat ini hanya penajaman-penajaman terkait manajemen waktu begitu. Lebih ke aspek teknis dari hal yang fundamental. Dan itu dipahami dengan baik oleh Jokowi-Ma'ruf," katanya.

Hasto melanjutkan Mega bersama Jokowi dan Ma'ruf juga sudah sering berdialog khususnya dalam posisi sebagai BPIP. Pertemuan antara Jokowi dengan Mega pun intensif.

"Sehingga secara teknis beda dengan yang di sana yang masih memerlukan mentor-mentor. Pak Jokowi-Ma'ruf tampil dalam originalitas sebagai pemimpin untuk rakyat," kata Hasto. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya