Eks Komisioner KPU Sindir Debat Capres 2019 Ibarat Drama

Topeng bergambar Bakal Calon Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto di Medan
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi

VIVA – Mantan Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Sigit Pamungkas, mengkritik mekanisme debat yang dianggap minim eksplorasi atas kapasitas pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Itu karena jelang debat calon presiden itu, yang akan dimulai pada 17 Januari 2019 mendatang, para peserta sudah dapat bocoran soal.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

Menurut Sigit, dengan mekanisme pemberian bocoran soal, maka akan mempengaruhi eksplorasi pasangan capres dan cawapres.

"Ada dua segmen, segmen dua dan tiga hasil dari bocoran soal yang sudah dibagikan akan ditanyakan terkait empat isu, isu korupsi, penegakan hukum, HAM dan terorisme. Debat sendiri di dua segmen terakhir, empat dan lima. Saya yakin tak akan cukup tereksplorasi," kata Sigit dalam diskusi di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu 12 Januari 2019.

Dukung Paslon 02, Ini yang Bikin Nagita Slavina Kagum pada Prabowo Subianto

Dia menyindir dalam segmen dua dan tiga dinilai seperti drama atau bermain peran karena pasangan calon sudah mendapatkan 'bocoran' pertanyaan. Dengan bocoran ini maka kontestan akan lebih bisa menata jawaban, namun natural jawaban tak terlihat.

"Mestinya pertanyaan cukup satu segmen, ini kan dua segmen. Debat sendiri yang diperbanyak dari dua menjadi tiga segmen. Tak bisa cukup eksplorasi yang publik ingin tahu," lanjut Sigit.

Duel Adu Keren Outfit di Debat Pilpres Terakhir, Siapa Paslon Paling Oke?

Kemudian, ia menekankan pertanyaan melalui panel pasti sifatnya normatif atas isu berkembang atau problem aktual yang sedang muncul. Panelis bisa di-profiling untuk memprediksi kemungkinan pertanyaan yang muncul.

"Dari panelis bisa profiling orang ini aktif di isu apa, paling mutakhir isu apa. Sehingga jadi tak menarik. Takut saya dalam menjawab segmen ini tak cukup eksploratif," ujar Sigit.

Ia pun membandingkan mekanisme debat Pilpres 2019 degan Pilpres 2014 lalu. Saat itu, ada dua segmen pendalaman yang dibuat KPU dengan dua sesi. Bahkan, kata dia, segmen debat kedua ada pendalaman terhadap pertanyaan.

"Jadi agak berbeda. Mereka akan jawab lebih terukur hati-hati, enggak berani improvisasi," kata Sigit. (ren)

    

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya