Prabowo: Jangan Kagumi Elite Pakai Mobil Mewah Nyolong Uang Rakyat

Calon Presiden nomer urut 02 Prabowo Subianto
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

VIVA – Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto meminta masyarakat untuk tidak mengagumi elit-elit yang ada di Indonesia. Menurut dia, kekayaan para elit itu merupakan hasil mencuri dari uang rakyat.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

Hal itu disampaikan Prabowo di hadapan para relawannya yang tergabung di Roemah Djoeang, Kebayoran Baru, Jakarta, Minggu 13 Januari 2019, saat acara konsolidasi koordinator Tempat Pemungutan Suara (TPS) se-Provinsi DKI Jakarta.

"Elit itu enggak usah terlalu kau kagumilah, aku kenal dari kecil lah, lagaknya aja itu. Kau enggak usah kagum mereka pakai mobil mewah satu-satu, kalau boleh dibilang ya itu nyolong itu, nyolong uang rakyat itu. Justru kalau ketemu kita tanya nyolong dari mana itu," katanya saat orasi di depan relawannya itu.

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

Menurut Prabowo, elit-elit yang ada saat ini, tidak mampu mengelola negara dengan baik. Hal itu dicontohkannya dari bagaimana kekayaan Indonesia yang melimpah saat ini tidak mampu dinikmati rakyat Indonesia sendiri, melainkan lari untuk orang asing.

"Elite Indonesia yang paling tidak suka Prabowo tahu enggak? Karena saya yang mengatakan bahwa kekayaan bangsa Indonesia di ambil dari Indonesia raya. Kita sedang di miskinkan, kita sedang dibuat jadi bangsa minta-minta. Ada kebanggaan beberapa tokoh negara ini?" tuturnya.

Prabowo Cerita Tak sampai Satu Jam Putuskan Terima Ajakan Jokowi Gabung Kabinet

"Nanti kalau saya sebut namanya, nanti dilaporkan. Ada yang bangga tiap tahun, tiap tiga bulan, tiap enam bulan, mencetak utang, pinjam uang. Bangsa ini bangsa minta-minta saudara-saudara, sekalian padahal kita negara kaya," tambah Prabowo.

Karena itu, Prabowo meminta kepada relawan maupun masyarakat umum, jika ingin melakukan perubahan atas kondisi itu, maka seluruhnya harus berjuang hingga 17 April 2019, dengan memenangkan presiden yang dianggap mampu untuk melakuka perubahan itu.

"Setiap warga negara, setiap pribadi, harus berani untuk melakukan suatu tindakan yang dibutuhkan. Apa itu? Tindakannya adalah pada 17 April hadir di TPS. Hadir di TPS dan mencoblos sesuai hati nurani mu semuanya," tegas dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya