Logo BBC

Isu Terorisme: Jokowi Soroti Radikalisme, Prabowo Singgung Ketimpangan

Capres Petahana Joko Widodo dan Capres Prabowo Subianto berjabat tangan di Kantor KPU di Jakarta beberapa waktu lalu.
Capres Petahana Joko Widodo dan Capres Prabowo Subianto berjabat tangan di Kantor KPU di Jakarta beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Isu terorisme untuk pertama kalinya akan dibahas khusus dalam debat capres, Kamis (17/01). Pengamat memprediksi Joko Widodo akan memaparkan program antiteror yang dijalankan selama empat tahun terakhir. Adapun Prabowo Subianto yakin `perbaikan ekonomi` adalah kunci pemberantasan terorisme.

Sebagai petahana, dalam berbagai kesempatan Jokowi menyebut beberapa ideologi kini mengancam persatuan dan keamanan negara karena bertentangan dengan Pancasila.

Juru bicara pasangan Jokowi-Ma`ruf Amin, Arya Sinulingga, mengklaim selama ini Jokowi telah mengambil langkah nyata terhadap `ideologi radikal` tersebut.

"Dulu pendekatan untuk mengatasi isu ini adalah ekonomi, tapi sekarang ada perubahan. Ada ideologi yang mau tidak mau harus diantisipasi," ujar Arya saat dihubungi, Selasa (15/01).

Pada 2017 Jokowi membubarkan enam ormas yang dianggapnya radikal, salah satunya Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Guna memuluskan pembubaran itu, Jokowi meneken perppu untuk mengubah UU 17/2013 tentang Ormas.

Namun juru bicara Prabowo-Sandiaga Uno, Andre Rosiade, menganggap pemicu utama terorisme adalah ketimpangan ekonomi di antara masyarakat Indonesia.

Menurutnya, tanpa pemerataan taraf hidup, program apa pun tak akan berhasil meredam munculnya terorisme.