Debat Capres Dinilai Kaku, Orisinalitas Kandidat Tak Muncul

Direktur Materi dan Debat BPN Sudirman Said
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Rifki Arsilan

VIVA – Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menjadi sorotan sejumlah kalangan pascadebat perdana calon presiden dan calon wakil presiden, pada 17 Januari 2019. 

Sudirman Said Ungkap Timnas Amin Siap Gugat Hasil Pemilu 2024 ke MK

Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Sudirman Said menyatakan, sejak awal debat sudah terkesan diproteksi secara berlebihan. 

Menurut Sudirman, konsep debat kandidat itu terkesan sangat kaku sehingga tidak tampak orisinalitas para kandidat ketika menjawab pertanyaan moderator.

Sudirman Said soal Rencana Pertemuan JK-Megawati: Itu Pribadi, Kita Tak Bisa Cawe-cawe

"KPU lebih fokus pada prosedural. Waktu perkara 3 menit kalau hanya dipakai 2 menit ya sudah. Debat itu spontanitas merespons persoalan bangsa. Kalau segala diatur begitu rinci maka akan hilang roh debat itu sendiri," kata Sudirman usai menghadiri diskusi di Jalan MH. Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu, 19 Januari 2019.

Dalam kesempatan yang sama, Juru bicara pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Lena Maryana Mukti juga mengakui bahwa pertunjukan debat capres-cawapres itu ruang untuk para kandidat menjawab pertanyaan moderator dengan mengeksplorasi ide-ide lebih jauh, terbatas dengan ketentuan waktu yang diatur oleh KPU. 

Timnas Amin: Kekuasaan Berpeluang Corrupt, Kalah Jadi Penyeimbang

Ia berharap, dalam debat-debat akan datang KPU dapat lebih fleksibel dalam memberikan ruang kepada pasangan calon untuk dapat menambah waktu kepada  masing-masing paslon untuk mengeksplorasikan ide-ide aslinya.

"Apalagi dalam debat kemarin isunya banyak dan semuanya isu besar. Masalah hukum, HAM, terorisme, dan isu korupsi. Jadi secara materi itu memang isu berat semua. Sementara waktu untuk menjawab terbatas dua menit. Seharusnya ke depan lebih fleksibel lah, misalnya moderator dapat memberikan tambahan waktu satu menit atau gimana kan," kata Lena.

Dalam kesempatan yang sama, mantan Komisioner KPU Sigit Pamungkas mengamini kekurangan acara debat capres-cawapres itu. Sigit menilai, fungsi dan tujuan debat kandidat yang semula untuk mengedukasi publik belum terlihat dalam debat kandidat pertama itu. 

Hal tersebut, kata Sigit, karena pertunjukan debat capres kemarin terkesan monoton. Sebab, debat kandidat tidak berjalan dengan spontanitas dan fleksibel.

"Kekecewaan publik dapat terlihat di social media setelah debat pertama kemarin kan, banyak publik yang merasa tidak puas. Ke depan saya rasa memang harus ada perbaikan-perbaikan yang dilakukan oleh KPU. Misalnya dengan melibatkan beberapa panelis yang dapat menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tema debat. Jadi akan lebih hidup," kata Sigit. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya