Ini Partai yang Calegnya Banyak Anak Muda daripada Orangtua

Ketua Badan Pemenangan Pemilihan Umum atau Bappilu Partai Nasdem, Effendy Choirie atau Gus Choi.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai NasDem Effendy Choirie atau Gus Choi menyatakan, caleg yang diusung NasDem pada Pemilu 2019 didominasi anak muda. Dia menjelaskan, keberadaan kader muda disandingkan dengan kader berusia sekitar 50-an yang juga cukup banyak.

Minta Dukungan Nasdem-PKS untuk 2024, Edy: Tak Ada Niat Curi Start

"Caleg itu 70-an persen muda. Bahkan kalau di daerah mungkin sampai 90 persen. Yang tua-tua sudah enggak ada, sudah sedikit sekali. Seusia saya yang 55 tahun itu ya sudah sedikit kan. Pada umumnya yang muda," ucap Gus Choi kepada wartawan, Rabu 13, Februari 2019.

Gus Choi menambahkan, pada umumnya generasi lama sudah mempunyai pilihan partai. Sehingga umumnya mereka tidak pindah-pindah partai. Oleh karena itu, NasDem berupaya merangkul kaum muda bahkan yang belum pernah berpartai sekalipun.

Surya Paloh Sebut Tak Ada Alasan Jokowi untuk Reshuffle Kabinet

"Karena ini banyak muda, maka di ABN (Akademi Bela Negara/Sekolah Kader NasDem) itu usianya yang ikut ABN itu usianya antara 23 tahun sampai 30 tahun. Bahkan banyak sekali yang belum pernah berpartai," katanya.

Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Zuhad Aji Firmantoro di tempat terpisah mengatakan tantangan dan cobaan partai politik di lima tahun ke depan akan semakin berat. Untuk itu, diperlukan figur pemimpin yang kuat.

Airlangga dan Surya Paloh Singgung Airin-Sahroni, Duet Pilkada DKI?

Untuk menjawab kebutuhan tersebut, diperlukan sistem yang baik dalam menghasilkan pemimpin muda yang berkualitas dan mempunyai kapasitas. 

Salah satu caranya, menurut Zuhad, dengan melakukan penguatan sistem pengkaderan partai politik secara kontinyu dan berjenjang. Tujuannya, supaya pemuda yang dipersiapkan support dengan kebutuhan yang ada saat ini.

"Untuk hasilkan pemimpin, maka perkuat sistem pengkaderannya," ujar Zuhad.

Tetapi, sambung dia, setelah melakukan pengkaderan, partai politik tidak boleh membiarkan kader muda berjalan sendiri.  Tetap harus dikawal dan diberikan ruang untuk bisa mengeluarkan potensi dirinya.

"Kader yang potensial dikawal betul. Kalau bisa dikawal sampai jadi (pemimpin). Diberikan posisi yang strategis dalam partai," ucap dia. (EP)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya