KPU: Hasil Resmi Pemilu Berdasarkan Hitung Manual Berjenjang

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Wahyu Setiawan
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

VIVA - Komisioner Komisi Pemilihan Umum, Wahyu Setiawan, menyatakan isu kecurangan digital karena IT KPU diretas yang sedang marak tidak berdasar. Aplikasi sistem penghitungan digital hanya sebagai alat bantu bagi publik.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

"Informasi hasil pemilu yang dikelola oleh KPU melalui aplikasi situng (sistem informasi penghitungan suara) merupakan alat bantu sebagai komitmen pelayanan informasi kepada para pihak, terutama untuk masyarakat," kata Wahyu di Gedung KPU, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2019.

Atas dasar itu, Wahyu menegaskan informasi hasil pemilu melalui aplikasi situng bukan merupakan hasil resmi pemilu. Hasil resmi pemilu tetap dari rekapitulasi manual secara berjenjang.

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

"Hasil resmi pemilu ditentukan berdasarkan hasil pemunggutan dan perhitungan suara di TPS, kemudian dilakukan rekapitulasi secara berjenjang mulai dari tingkat kecamatan oleh PPK, tingkat kabupaten oleh KPU kabupaten/kota/KIP, tingkat provinsi oleh KPU provinsi/KIP, dan tingkat nasional oleh KPU," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Komisi Pemilihan Umum Arief Budiman mengakui sistem IT lembaganya kerap diserang berbagai peretas jelang Pemilu 2019. Namun, ia enggan mengungkapkan apakah peretas itu berasal dari China dan Rusia seperti kabar yang beredar.

Prabowo Cerita Tak sampai Satu Jam Putuskan Terima Ajakan Jokowi Gabung Kabinet

"Kalau nyerang ke web kita itu memang ada terus, dan itu bisa datang dari mana-mana. Kalau dilihat dari IP addressnya itu datang dari dalam negeri dan luar negeri. Saya pikir enggak perlu saya sebut nama negaranya, kecuali kita sudah nangkep baru boleh disebut," kata Arief di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu 13 Maret 2019.

Arief menjelaskan mengapa tak bersedia mengungkapkan nama negara asal peretas, karena IP address yang digunakan peretas meski dari dalam negeri bisa saja dimanfaatkan peretas dari luar negeri. Begitu juga sebaliknya.

Arief mengungkapkan sistem KPU yang pernah diretas di antaranya sistem data pemilih (Sidalih) dan sistem penghitungan (Situng). "Kalau orangnya sudah ditangkap, Anda bisa identifikasikan siapa dia, dari mana, motifnya apa," katanya. (djo)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya