Tommy Soeharto Bangun UMKM Lewat Goro

Ketua Umum Partai Berkarya Tommy Soeharto
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Ketua Umum Partai Berkarya Tommy Soeharto mengatakan sudah mengampanyekan upaya mencapai kemandirian ekonomi lewat UMKM. Tommy menjelaskan, caranya dengan membuat UMKM terpadu sehingga masyarakat, khususnya umat Islam Indonesia, bisa mandiri.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

"Kemandirian ekonomi, yang dalam visi Berkarya merupakan ekonomi dari, oleh dan untuk rakyat itu, antara lain diwujudkan dengan cara membangun sebanyak mungkin usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terpadu," ujar Tommy, Jumat 5 April 2019.

Tommy menmabahkan, tidak sekadar menggenjot kemandirian via upaya membina dan memproduksi hasil alam, Partai Berkarya juga mengusahakan penyalurannya melalui ritel yang dibangunnya yakni gerai ‘Goro’ atau gotong-royong.

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

“Goro atau ‘gotong royong’ adalah tempat penyaluran bagi UMKM, petani, nelayan dan hasil alam lainnya untuk memenuhi swasembada suatu daerah,” kata Tommy. 

Saat ini, tak hanya telah berdiri Gerai Goro di kawasan seluas 1,6 hektare di Cibubur, Jakarta Timur. Beberapa toko Goro juga berdiri di berbagai daerah seperti Jayapura, Semarang, dan Magelang, Jawa Tengah, untuk menampung produksi rakyat. 

Prabowo Cerita Tak sampai Satu Jam Putuskan Terima Ajakan Jokowi Gabung Kabinet

Dari sinilah diharapkan akan lahir toko-toko Goro di berbagai kecamatan di Indonesia untuk mendongkrak hidupnya berbagai UMKM.

“Toko Goro saat ini telah jalan dan memang baru berkembang di Jawa Timur dan Jawa Barat. Namun, ke depan kami ingin pada satu kabupaten setidaknya ada satu Toko Goro. Bahkan jika perlu hingga ke kecamatan dan kelurahan,” kata Tommy.

Menurut Tommy, dengan Goro partai nomor urut 7 itu juga berusaha membantu petani memasarkan produknya langsung ke konsumen. Cara ini diyakininya akan membuat petani menikmati harga lebih baik, sementara konsumen pun tidak terbebani harga tinggi.

"Selama ini mata rantai yang panjang tidak hanya merugikan konsumen, tapi juga membuat petani tidak pernah makmur," katanya. (EP)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya