Banyak Petugas Wafat, KPU Ingatkan Kerja Penyelenggara Pemilu Berat

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Arief Budiman (kanan)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir

VIVA – Komisi Pemilihan Umum akan mengevaluasi penyelenggaraan pemilu 2019 setelah cukup banyak petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) hingga Polisi meninggal dunia saat bertugas. 

Tahapan Pilkada Jakarta 2024: Pendaftaran Paslon Dibuka 27 Agustus

Ketua KPU Arief Budiman mengakui, pada dasarnya tugas penyelenggara pemilu, terutama petugas di tingkat KPPS, tidak ringan, selain juga banyak. Maka setiap petugas memang sangat berpotensi kelelahan kala bekerja.

Kerja para petugas yang melaksanakan tahapan pemilu 2019, katanya, bisa melebih batas waktu normal bekerja dan menguras tenaga dan mental. Maka KPU memang merekrut orang-orang yang tidak hanya sehat fisik, tetapi juga sehat mental.

KPU Lapor DPR Ada 181 Anggota PPK, PPS dan KPPS Meninggal Dunia Selama Pemilu 2024

“Karena sehat fisiknya saja juga berisiko, kalau orang ditekan kanan-kiri gampang down, enggak bisa,” ujarnya di gedung KPU RI, Jakarta, Sabtu, 20 April 2019.

Ia memastikan tugas penyelenggara pemilu tak bisa disamakan dengan pekerjaan kantoran biasa yang dihitung hanya mulai pukul delapan pagi dan pulang pukul empat sore. Kalau bekerja seperti itu, tentu pemilu tak akan selesai.

Bawaslu Catat 12.284 TPS Pemilu 2024 Tak Punya Alat Bantu Disabilitas Netra

Karena kondisi itu, Arief mengungkapkan sejak awal menyusun anggaran, KPU sebenarnya sudah mengupayakan agar petugas KPPS bisa mendapatkan asuransi. Namun karena banyak hal, rencana itu belum bisa terwujud. Meski demikian, KPU mengusulkan agar mereka yang wafat saat bertugas mendapat santunan.

Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari (tengah)

Ketua KPU Minta Maaf kepada KPPS karena Negara Belum Mampu Belikan HP

Ketua KPU mengucapkan terima kasih kepada Institut Teknologi Bandung (ITB) karena telah membangun Sistem Informasi Rekapitulasi Pemilu (Sirekap). 

img_title
VIVA.co.id
3 April 2024