Anak-anak Yatim Rayu Elite Politik: Jangan Ada Lagi Kampret dan Cebong

Puluhan anak yatim kampanye damai Ayo Baikan! di depan kantor NU Jatim, Surabaya, pada Sabtu sore, 20 April 2019.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Sebanyak 99 anak yatim berdiri di pinggir jalan depan kantor Nahdlatul Ulama Jawa Timur di Jalan Masjid Al Akbar Surabaya pada Sabtu sore, 20 April 2019. Beberapa membawa poster kertas dengan tulisan menyinggung tingkah panas-panasan para elite politik dan pendukung: “Jangan Ada Lagi Kampret dan Cebong. Semuanya, Ayo Baikan, Dong!”

Bukan Cuma Rancang Busana, IFPC Lahirkan Pengusaha Mode Muda Indonesia

Poster lain bernada sama. Bunyinya: “Sing Menang Rasah Jumawa, Sing Kalah Kudu Legawa.” Poster satunya mengajak masyarakat agar melupakan perselisihan pilihan politik saat pemungutan suara beberapa hari lalu, apalagi menjelang Ramadan. “Ayo Move On dari Coblosan, Saatnya Persiapan Sambut Ramadan.”

Anak-anak yatim itu berasal dari sejumlah panti asuhan di Surabaya dan Sidoarjo. Bersama Lembaga Amil Zakat dan Sedekah NU atau Lazis NU Jatim, mereka mengkampanyekan pesan-pesan perdamaian kepada seluruh elemen bangsa, sekaligus menyambut malam Nisfu Syaban 1440 Hijriah, momentum bermaaf-maafan menjelang dibukanya lembaran catatan amal baru setahun ke depan.

Akhiri Masa Siaga, PLN Sukses Layani Kelistrikan Nasional Selama Idul Fitri 2024

Sebagai tanda cinta kepada sesama, 99 anak yatim itu membagikan kue apem kepada para pengendara dan warga yang melintas di jalan depan kantor NU Jatim. Mereka juga beraksi jalan kaki memutari Masjid Al Akbar Surabaya. Sebelum itu, mereka bernyanyi lagu Indonesia Raya, Yaa Lal Wathan, dan selawat.

Ketua Lazis NU Jatim Afif Amrullah mengatakan, pesan-pesan perdamaian di poster yang dibawa anak yatim itu terutama ditujukan kepada para elit dan pendukung pasangan calon presiden-wakil presiden. "Sudah saatnya para elite atau siapa pun pendukung pasangan calon yang mengikuti kontestasi Pemilu 2019, bersatu kembali untuk membangun Indonesia," katanya.

Mudik Lebaran 2024 Dinilai Beri Dampak Positif untuk Perekonomian Indonesia

Kue apem sengaja dibagikan sebagai simbol saling memaafkan. Apem biasa dihidangkan masyarakat Jatim saat menyambut malam Nisfu Syaban. "Nama Apem sendiri, sesuai petunjuk Kiai sepuh di NU, berasal dari kata afwan yang artinya permaafan. Biasanya, menjelang Nisfu Syaban seperti ini, apem-apem ini dibuat untuk dibagikan kepada tetangga maupun keluarga sebagai bentuk saling memaafkan," ujar Afif.

Gedung Kampus UNU Gorontalo. (Foto: UNU Gorontalo).

Rektor UNU Gorontalo Resmi Dilaporkan Polisi atas Kasus Dugaan Pelecehan Seksual

Kasus dugaan pelecehan yang dilakukan rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Gorontalo, Amir Halid kini terus berlanjut dan belasan korbannya sudah melapor ke Polisi.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024