Eks Ketua MK Sebut Pemilu di India dan Amerika Tak Serumit Indonesia

Jimly Asshiddiqie memimpin sidang Dewan Kehormatan KPU
Sumber :
  • Antara/ Rosa Panggabean

VIVA – Mantan ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie menilai betapa rumit Pemilu 2019 hingga mengakibatkan puluhan penyelenggara dan aparat Kepolisian meninggal dunia saat bertugas.

Netizen Murka Disebut Suara Paslon 02 Nol: Mungkin Aku yang Dimaksud Angin Tak ber-KTP

“Ada puluhan aparat kepolisian dan belasan hingga puluhan petugas penyelenggara pemilu yang meninggal dunia karena pengabdiannya yang begitu ketat dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan pemilu serentak yang paling rumit ini di seluruh dunia,” kata Jimly di Jakarta, Senin, 22 April 2019.

Menurut Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia itu, pemilu di Indonesia lebih rumit dibanding pemilu di dua negara berpenduduk besar, India dan Amerika Serikat. Pemilu di kedua negara itu bertahap, tidak serentak seperti di Indonesia.

Pekan Depan, MK Batasi Jumlah Saksi di Sidang Sengketa Pilpres 2024

“India tidak serumit kita, karena dia bertahap-tahap. Amerika bertahap-tahap, enggak satu waktu. Tapi kita sebagai negara demokrasi ketiga terbesar di dunia serentak, apalagi ada yang berpikir mau diserentakkan juga pilkadanya. Jangan berpikir begitu,” ujarnya.

Kinerja KPU sebagai penyelenggara pemilu, katanya, tidak mudah. Begitu juga Bawaslu yang mengawasi dan Polri serta TNI yang mengawal agar pemilu aman dan lancar.

Petinggi Gerindra: Kemungkinan Pengajuan Hak Angket DPR Hanya 3 Persen

Sebagai mantan ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu, Jimly mengaku tahu betul semua aparatur negara di masing-masing lembaga itu bekerja tak kenal lelah. Pemilu yang tidak serentak pada 2014 saja sudah sulit, apalagi serentak pada 2019.

Atas dasar itu, Jimly mengajak semua pihak untuk menghormati kinerja KPU, Bawaslu, Polri, dan TNI dalam menggelar pesta demokrasi ini. “Jangan semua jeleknya kita lihat; apresiasi juga kita untuk hal-hal yang kita sendiri belum tentu sanggup mengerjakannya dengan lebih baik,” ujarnya.

Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, Zulkifli Hasan

Prabowo Ingin Bentuk 'Executive Heavy" dengan Rangkul Semua Parpol, Kata Peneliti BRIN

Pengamat politik yang merupakan Peneliti Utama BRIN menyebut upaya Prabowo Subianto untuk merangkul parpol lain non-pendukungnya, sesuai dengan janji kampanyenya.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024