Niman Sang Pahlawan Demokrasi Akan Diabadikan Jadi Nama Gang di Depok

Manih Hasan, istri Niman Muslim, seorang petugas KPPS yang meninggal dunia, saat ditemui di rumah duka di Kelurahan Bedahan, Sawangan Depok, Jawa Barat, Kamis, 25 April 2019.
Sumber :
  • VIVA/Zahrul Darmawan

VIVA – Niman Muslim beristirahat dengan tenang di liang lahat. Ia mengembuskan napas terakhirnya setelah kelelahan akibat dua hari begadang menyiapkan dan menyelenggarakan pemungutan suara pemilu pada 17 April 2019.

Ketua KPU Minta Maaf kepada KPPS karena Negara Belum Mampu Belikan HP

Niman adalah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Kelurahan Bedahan, Sawangan Depok, Jawa Barat. Pria berusia 64 tahun itu sebenarnya wafat pada Senin lalu tetapi kabarnya diketahui lurah setempat tiga hari kemudian.

Sebagaimana petugas pemilu lainnya yang meninggal dunia saat bertugas menyukseskan pemilu, Niman juga dijuluki pahlawan demokrasi. Semasa hidup, Almarhum dikenal sosok yang ulet dan nyaris tak pernah mengeluh sakit.

KPU Jelaskan Jumlah TPS Pilkada 2024 Lebih Sedikit Dibanding Pilpres dan Pileg

Bagi warga sekitar, Niman ternyata dikenal sebagai sosok yang sangat peduli dengan lingkungan. Hal itu pulalah yang membuatnya dipilih sebagai petugas KPPS di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 15, Bedahan, Kecamatan Sawangan, Depok.

Bahkan sebelum meninggal dunia, Niman masih memikirkan lingkungan tempatnya tinggalnya. Dia ingin sekali jalan di sekitar rumahnya, yakni di kawasan Jalan Rivaria Dalam, RT 04/01, dilebarkan dan ada saluran air agar warga di bawahnya lingkungan itu tidak kebanjiran saat musim hujan. Pesan terakhir itu baru diketahui keluarga setelah diberitahu ketua RT setempat.

Tahapan Pilkada Jakarta 2024: Pendaftaran Paslon Dibuka 27 Agustus

Manih Hasan, istri Niman, menceritakan itu ketika ketua RT setempat menemuinya sesaat setelah sang suami wafat. “Katanya itu permintaan terakhir Bapak, minta dilebarkan jalan, dan bikin saluran air,” katanya saat ditemui wartawan di rumahnya, Kamis, 25 April 2019.

Keluarga telah mengikhlaskan kepergian Niman dan tidak ingin mempersoalkannya. Manih pun mengaku tidak mempermasalahkan honor yang diterima walau hanya Rp500 ribu. Sebab Manih yakin betul bahwa sang suami melakoni tugasnya demi kepentingan orang banyak.

Nama gang

Sosok Niman yang begitu peduli dengan lingkungan ternyata juga sangat membekas di hati warga. Bahkan, nama Niman bakal diabadikan menjadi nama gang di kawasan itu.

Hal itu diungkapkan Lena (31 tahun), putri keempat Niman. Rencana itu ia ketahui dari ketua RT setempat. “Pak RT sempat ada omongan sama keluarga, katanya gang yang di samping rumah mau dinamain Gang Niman, seperti nama bapak,” katanya.

Mengetahui wacana itu, Lena dan keluarga meminta ketua RT agar tak langsung memutuskan, namun lebih dahulu bermusyawarah dengan warga sekitar. Lena dan keluarga tak ingin hal itu menimbulkan polemik di kemudian hari.

“Kalau kami keluarga, ya, silahkan, tapi masyarakat belum tentu mau. Maka itu lebih baik dimusyawarahkan dahulu agar tidak menimbulkan polemik,” ujarnya.

Sosok sang ayah, kata Lena, memang dikenal sangat peduli dengan lingkungan sekitar. Bukan hanya rajin mengikuti kegiatan-kegiatan warga, tetapi juga peduli pada keadaan lingkungan sekitar. “Bahkan ada jalan bolong, Bapak juga yang nambal.” (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya