Ganjar Ingin Libatkan Sosiolog dan Antropolog Kembangan Borobudur

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menerima Tim Pelaksana Program Pengembangan Pariwisata Terintegrasi dan Berkelanjutan di Semarang pada Jumat, 1 Maret 2019.
Sumber :
  • VIVA/Dwi Royanto

VIVA – Candi Borobudur menjadi satu dari sejumlah destinasi wisata unggulan Jawa Tengah yang akan direvitalisasi oleh pemerintah. Gubernur Ganjar Pranowo meminta pengembangan kawasan wisata di Kabupaten Magelang itu turut melibatkan peran masyarakat lokal.

100 Kilometer Jalan di Jateng Rusak karena Banjir, Perbaikan Dikebut hingga H-7 Lebaran

Saat menerima Tim Pelaksana Program Pengembangan Pariwisata Terintegrasi dan Berkelanjutan (P3TB) di kantornya di Semarang, Jumat, 1 Maret 2019, Ganjar memberikan masukan khusus tentang program utama pengembangan kawasan Borobudur. Salah satunya tidak mengabaikan peran masyarakat lokal sebagai penunjang utama pariwisata.

"Pembentukan kawasan pariwisata tidak cukup hanya menyiapkan infrastruktur. Keterlibatan dan kesiapan sumber daya manusia, yakni masyarakat lokal, harus didorong, karena itu juga sangat penting untuk menyukseskan pariwisata," katanya.

Waduh, Polda Jateng Amankan 1.904 Pelaku Perzinahan Selama Ramadhan

Sebagus apa pun destinasi pariwisata, Ganjar berpendapat, jika masyarakat sekitar tak mampu mendukung maka tidak akan berhasil. Contoh sederhana adalah mengubah perilaku masyarakat setempat dalam hal kebersihan lingkungan, cara melayani wisatawan, cara menjual produk berkualitas, dan sebagainya.

"Untuk itu saya berpesan agar dalam tim ini juga melibatkan sosiolog atau antropolog untuk mengubah sikap dan pola pikir masyarakat. Pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat lokal juga harus terus ditingkatkan," ujarnya.

Pembangunan Jalan Kelok 18 di Jalur Lingkar Selatan akan Berdampak ke Pariwisata Gunungkidul

Contoh lain ialah cara masyarakat menawarkan produk kuliner maupun kerajinan lokal. Ganjar menginginkan agar jangan dilakukan dengan ala kadarnya, tapi dikemas dengan baik agar produk itu berdaya saing lebih tinggi.

Dia mengapresiasi berbagai persiapan pemerintah pusat untuk menjadikan kawasan Borobudur sebagai destinasi wisata unggulan tingkat dunia. Seperti dibentuknya tim khusus yang beranggotakan sejumlah instansi terkait di kementerian maupun daerah.

Karena pengembangan kawasan Borobudur menjadi program nasional untuk bidang pariwisata, Jawa Tengah siap berkolaborasi dengan tim pusat. "Kami sepenuhnya mendukung, apa pun yang dibutuhkan oleh pusat, akan kami dukung sepenuhnya," katanya.

Pada saat yang sama, Deputi Bidang Pengembangan Regional pada Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) Rudi S Prawira mengaku terus bekerja untuk mewujudkan kawasan Borobudur sebagai destinasi wisata unggulan. Mulai dari survei-survei, mendatangkan konsultan, dan persiapan lain.

"Saat ini kami sedang membuat masterplan, untuk itu kami datang ke Jawa Tengah ini untuk berkolaborasi dengan pemerintah daerah terkait rencana tersebut," katanya.

Proyek penataan kawasan Borobudur tidak hanya untuk daerah sekitar candi. Proyek ini diharapkan berdampak pula ke kawasan-kawasan wisata di sekitarnya, seperti Yogyakarta, Solo, dan Semarang. Tidak tertutup peluang juga untuk daerah lain yang lebih jauh, misal, Wonosobo, Purworejo, Klaten, dan Salatiga.

Mengenai tim khusus pengembangan kawasan Borobudur, Rudi ingin ada keterlibatan dan peran tim dari daerah. Kerja-kerja tim ini akan diselaraskan dengan pemerintah pusat. Dia mengamini pernyataan Ganjar bahwa penataan kawasan tidak hanya fokus pada penyiapan infrastruktur, namun juga keterlibatan masyarakat dan penyiapan sumber daya manusia yang mumpuni.

"Karena pada prinsipnya, pariwisata itu tidak akan bisa berkembang tanpa promosi, infrastruktur pendukung, dan SDM yang memadai. Tentu ketiga hal itu akan menjadi fokus kami dalam penataan kawasan Borobudur," ujarnya. (webtorial)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya