TKA China Menyusup Lewat Bandara Banyuwangi, Faktanya

TKA China dilarang keluar dari Sulteng.
Sumber :
  • Abdullah Haman/VIVAnews.

VIVA – Akun facebook Lowo Ijo mengunggah video dengan klaim TKA asal China tertangkap menyusup melalui Bandara Banyuwangi. Berikut narasinya:

Harga Diri Apple sedang Dipertaruhkan

"Cina RRC menyusup masuk melalui Bandara Banyuwangi. Ketahuan dan ditangkap." 

Verifikasi Fakta

5 Negara Pemegang Hak Veto di PBB, Keputusan Internasional Ada di Tangan Mereka

Mengutip cekfakta.com, melalui penelusuran video, ditemukan video serupa dengan judul TKA China Menolak Pulang, Tuntut Gajinya Dibayarkan Perusahaan di Bandara Banyuwangi pada kanal youtube Tribun Timur. Video tersebut di-posting pada 26 Mei 2020.

TKA bernama Cui Changqing menolak dipulangkan meski kontrak kerjanya selesai. Cui mengamuk dan menetap di Bandara Banyuwangi karena merasa upahnya belum dibayar PT Sinoma Engineering.

Houthi Tuding Arab Saudi hingga Rusia, China dan Iran Mulai Satukan Kekuatan

Ia sempat merusak fasilitas bandara. Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Arman Asmara Syarifuddin mengatakan pihaknya sudah mengamankan Cui dan menyediki masalah tersebut.

Cui ternyata meminta 10 ribu RMB. Tuntutan itu disanggupi perusahaan bersangkutan. Bukannya mereda, Cui kembali marah-marah dan meminta uang tambahan 12.100 RMB.

Cui sempat menolak negosiasi dengan translator perusahaan. Kepolisian pun mendatangkan penerjemah dari Banyuwangi. Akhirnya setelah negosiasi perusahaan menyanggupi membayar tambahan uang yang diminta dan ditransfer ke rekening Cui.

"Namun, lantaran tidak ada keterangan gaji di rekening yang sudah ditransfer, Cui tidak mau mengakui jika itu dari agen dan perusahaan. Tapi dia mengakui ada uang masuk sebesar 12.100 RMB," tambahnya.
Cui meminta kembali gajinya. Tapi tak digubris perusahaan dan agennya. Kepolisian pun terus berkoordinasi dengan imigrasi dan Kedutaan Besar China.

Berdasarkan penjelasan di atas, klaim TKA China menyusup ke Bandara Banyuwangi tak benar. Konten tersebut masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya