- VIVA/Nur Faishal
VIVA – Sebuah tayangan video buaya besar berkeliaran di tambak garam tengah viral di media sosial, terutama grup-grup WhatsApp di Madura, Jawa Timur, sejak Senin, 20 Juli 2020. Suara laki-laki di dalam video menyebutkan bahwa peristiwa itu terjadi di area tambak garam Desa Nambakor, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep.
Video diawali dengan penampakan buaya besar sepanjang kira-kira 3-4 meter yang berjalan pelan melintasi pematang tambak yang digenangi air. Orang-orang ramai di sekitarnya. Ada yang seperti mengusir dari belakang, ada pula yang terlihat menonton di pinggir tambak. Buaya itu terus berjalan santai, seolah cuek dengan orang-orang yang mengerumuninya.
Ada suara laki-laki dengan bahasa Madura terdengar dari video yang beredar. “Nekak bedhe bejeh kaloar dheri songai e Nambakor, Kaloar ka talangannah PT Garam anekak. Songai se edheje’ennah Bunyok. Tengateh se alakoh bujeh, jhek bhensarombhen entar-entar ka songai. Samangken gik epeghek take kenning,” begitu kalimat terdengar.
Baca: Mengerikan, 2 Buaya Besar Bertarung di Lapangan Golf saat Ramai
Artinya: Ada buaya keluar dari sungai di Nambakor, keluar ke tambak garam (milik) PT Garam. Sungai yang ada di sebelah utara Bunyok. Hati-hati yang bekerja (bertani) garam, jangan sembarangan pergi ke sungai. Saat ini (buayanya) masih diburu dan belum tertangkap.
Tentu saja, video yang beredar itu bikin heboh warga Madura, terutama di Kabupaten Sumenep. Warga yang bekerja di tambak garam di sekitar Desa Nambakor, desa yang disebut-sebut oleh suara laki-laki di dalam video, waswas.
Beruntung, tempat kejadian ditemukannya buaya besar itu palsu alias hoax. Rupanya, suara laki-laki di dalam video itu menumpangi dan kemudian diviralkan. “(Video itu) Hoax,” kata Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Sumenep, Ajun Komisaris Polisi Widiarti, saat dikonfirmasi VIVA melalui WhatsApp, Selasa 21 Juli 2020.
Peristiwa buaya kesasar di lahan seperti sawah atau tambak garam itu memang benar terjadi. Tapi bukan di Sumenep, melainkan di Ladongi, Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara, beberapa hari lalu. Dari video asli yang diperoleh, juga tidak terdapat suara laki-laki dengan bahasa Madura. Suara terdengar bersahut-sahutan dari orang-orang yang menonton dengan bahasa setempat. (ren)
