Cek Fakta: Hoax, Polisi Mengizinkan Demo Neo PKI

Tangkapan layar (screenshot) sebuah unggahan di Twitter dengan klaim bahwa polisi mengizinkan kelompok neo-PKI berdemonstrasi di Jakarta.
Sumber :
  • Cekfakta.com

VIVA – Akun Twitter bernama @iduliana (Àdindà Êlizàbéth Ràhmàdàni) mengunggah sebuah foto yang memperlihatkan seorang berseragam polisi berfoto bersama empat orang berpakaian sipil. Si pengunggah menuliskan keterangan bahwa foto itu bukti polisi mengizinkan rencana sekelompok orang berdemonstrasi pada 27 Juli 2020.

Polisi Prediksi Ribuan Orang Bakal Demo di KPU Jelang Pengumuman Hasil Pemilu 2024

Berikut kutipan narasinya:

“Demo Neo PKI hari ini udah dapat ijin dari Buntelan kentut maaf ralat Dari Petinggi Kepolisian
Tinggal tunggu genderang perang ditabuh aja”

Ada Demo, Arus Lalu Lintas Menuju Depan DPR Dialihkan Hingga Pukul 18.00 WIB

HASIL CEK FAKTA

Berdasarkan hasil penelusuran, foto itu merupakan foto yang diambil saat kelompok organisasi bernama Gerakan Jaga Indonesia bertemu dengan Kepala Bidang Hubungan Msyarakat Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Jakarta, pada 26 November 2018. Sekretaris Jenderal Gerakan Jaga Indonesia, Boedi Djarot, mengatakan organisasinya meminta polisi melarang Reuni Akbar 212 yang akan digelar pada 2 Desember 2018.

Belum Ada Pengalihan Arus Buntut Demo Mahasiswa- Pelajar di DPR, Polisi sebut Situasional

“Kami minta agar kepolisian mencegah aksi reuni 212. Aksi itu kami nilai sebagai gerakan HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) yang sedang berdakwah tentang negara khilafah,” kata Boedi di Polda Metro Jaya.

Menurutnya, dengan adanya pelaksanaan Reuni Alumni 212 ini justru makin memperlihatkan ideologi khilafah terus berjalan dan makin masif. Hal ini terlihat dalam persiapan menjelang aksi itu, karena ribuan peserta aksi dari berbagai wilayah Indonesia akan hadir di Monas, Jakarta Pusat.

Pada 27 Juli 2020, Gerakan Jaya Indonesia menggelar peringatan peristiwa 27 Juli di Kompleks MPR/DPR, Jakarta. Boedi Djarot, salah satu petinggi organisasi itu, diduga memberikan komando kepada massanya untuk membakar poster Imam Besar FPI Rizieq Shihab saat berunjuk rasa. Namun, ia mengklaim bahwa ia tidak memberikan perintah.

"Oh, tidak [saya perintahkan]. Saya tak mau membakar. Tapi kalau saya menghentikan mereka, jatuh wibawa saya. Silakan saja, namanya juga orang marah," kata Boedi, sebagaimana dilansir dari CNNIndonesia.

Mengenai masalah perizinan aksi itu, tidak ada keterangan yang menjelaskan apakah kepolisian memberikan izin atau tidak.

KESIMPULAN

Foto dengan narasi yang diunggah akun Twitter @iduliana (Àdindà Êlizàbéth Ràhmàdàni) terkategori Konten yang Menyesatkan. Hal ini dikarenakan foto itu merupakan foto pengurus Gerakan Jaga Indonesia bersama Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono di Jakarta, 26 November 2018, untuk mendesak Kepolisian menggagalkan Reuni Akbar 212. (ren)

RUJUKAN

https://cekfakta.com/focus/4496

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya