Cek Fakta: Beredar 'Dokumen WHO' yang Tak Menyarankan Pakai Masker

Akun Facebook bernama Dan McGraw mengunggah foto dokumen yang diklaim sebagai dokumen WHO yang menyatakan bahwa WHO tidak menganjurkan untuk memakai masker selama pandemi COVID-19.
Sumber :
  • Cekfakta.com

VIVA – Akun Facebook bernama Dan McGraw mengunggah sebuah foto berisikan dokumen yang diklaim sebagai dokumen WHO yang menyatakan bahwa WHO tidak menganjurkan masyarakat untuk memakai masker selama pandemi COVID-19.

Menkes: Implementasi Nyamuk Ber-Wolbachia untuk Tanggulangi Dengue Mulai Bergulir

Berikut kutipan narasinya:

“Does the WHO recommend wearing masks in public settings? Simple answer. No.
Thx Janice Hicks”
Jika diterjemahkan akan berbunyi seperti ini :
"Apakah WHO merekomendasikan untuk memakai masker di tempat umum? Jawabannya sangat sederhana, tidak."

Masker Beras Ternyata Memiliki Banyak Manfaat untuk Kesehatan Kulit Wajah, Apa Saja?

HASIL CEK FAKTA

Berdasarkan dari artikel periksa fakta afp.com, Margaret Harris sebagai juru bicara WHO menjelaskan bahwa dokumen yang tersebar di media sosial adalah dokumen palsu. Ternyata klaim itu muncul dari penelitian dari Dr. Roger Chou yang dipermainkan konteksnya, penelitian ini dilakukan pada musim influenza tahun 2007 hingga 2008. Pada penelitian ini ia menemukan bahwa siswa yang memakai masker wajah dan mempraktikan kebersihan tangan bisa mengurangi tingkat penyakit yang mirip influenza bukan tentang pandemi COVID-19.

5 Cara Menghilangkan Komedo Tanpa Dipencet, Rajin Pakai Scrub

Dikutip dari artikel Liputan6.com, klaim lain yang ditemukan pada dokumen tersebut adalah adanya kalimat “Petugas kesehatan yang menggunakan masker kain memiliki risiko lebih tinggi terkena covid-19 ketimbang yang memakai masker medis”. Klaim ini sebenarnya adalah kutipan studi yang dilakukan pada tahun 2015 oleh Erin Silverman sebagai Koordinator Riset Klinis di Fakultas Kedokteran Universitas Florida. Hasil studi itu adalah pekerja yang menggunakan masker kain memiliki tingkat infeksi virus influenza yang lebih tinggi, bukan COVID-19.

KESIMPULAN

Dokumen tersebut adalah palsu dan bukan dokumen WHO. Juru bicara WHO Margaret Harris telah mengklarifikasi bahwa dokumen yang beredar di media sosial adalah palsu.

RUJUKAN

https://cekfakta.com/focus/4757

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya