Kue Khas Manado Menu Buka Puasa Suguhan Jemaat Ahmadiyah

Buka puasa bersama jemaat Ahmadiyah Manado
Sumber :

VIVA – Satu per satu muda-muda itu turun motor dan mobil. Sambil bersalaman dengan seseorang yang menjemput mereka. Para anak muda itu langsung menapaki belasan anak tangga untuk tiba di Masjid Baitul Islam. 

Promo Ramadan Xtra Xiaomi Diskon Hingga Rp 800 Ribu, Bisa Buat Hadiah Lebaran

Itu adalah mesjid yang sering digunakan Jemaat Ahmadiyah, Manado, ini terletak di Kelurahan Taas, Kecamatan Tikala, Manado, Sulawesi Utara. Sekira 40-an anak muda yang sehari-hari studi di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado tiba di masjid yang dominan warna kuning itu, Selasa 14 Mei 2019.

Dosen mereka, Taufani yang menjemput di pinggir jalan tadi memulai pembicaraan maksud dan tujuan mereka datang di masjid tersebut. “Tujuan kita berdiskusi dan mengetahui seperti apa Jemaat Ahmadiyah, sambil menunggu buka puasa. Ini tahun kedua kami datang. Tahun lalu juga kami ke sini,” kata Taufani. 

Telkomsel Kasih Kabar Positif

Tepat pukul 16.15 WITA, mulai lah Mubaligh Ahmadiyah Manado, Syamsul Ulum menceritakan detail kehadiran Ahmadiyah di dunia, lalu masuk Indonesia dan pengikutnya hadir di Manado.

“Kami selalu mendapat tuduhan-tuduhan yang tidak benar soal ajaran Ahmadiyah. Tetapi, tidak mengapa kami lebih mementingkan dengan cara-cara kelembutan dalam menyiarkan ajaran kami,” tutur Syamsul. 

Umat Islam di Indonesia Akan Mengalami 2 Ramadan 1 Kali Lebaran dalam Setahun

Hampir dua jam berdiskusi, waktu berbuka puasa pun tiba. Seorang ibu dari Jemaah Ahmadiyah membagikan takjil berupa kue panada dan apang. “Ini menu buka puasa kita hari ini. Kue lokal khas Manado. Saya jamin pasti enak. Dicoba saja,” ujar ibu tersebut. 

Semua yang datang terlihat mencicipi kue berbuka puasa tersebut. Kue panada terbuat tepung, ikan, kentang dan akar kuning. Sedangkan kue apang dibuat dari bahan berupa tepung, gula, telur, mentega dan ragi.  

“Asyik nih. Diskusi bergizi lalu buka puasa dengan kue khas Manado. Semoga tali silaturahmi ini terus terjaga dengan baik hingga kemudian hari,” kata Agum Gumelar, salah seorang mahasiswa IAIN Manado. 

Usai buka puasa bersama, mahasiswa IAIN Manado dan Jemaat Ahmadiyah melanjutkan salat berjamaah. Dilanjutkan dengan makan makanan yang telah disiapkan Jemaat Ahmadiyah berupa nasi dan ayam goreng plus sayur. 

Sebelum meninggalkan Mesjid Baitul Islam, tiga pemuda Kristen dari Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM), gereja kedua terbesar di Indonesia, muncul untuk buka puasa bersama. Diskusi pun dilanjutkan di rumah misi yang tak jauh dari mesjid tadi. 

Takjil yang dicicipi tadi pun diberikan kepada pemuda-pemudi Kristen tadi. “Kami baru tahu ,ternyata di sini lokasi Jemaat Ahmadiyah Manado. Senang sekali bisa berdiskusi dan mendapat takjil. Ini akan jadi cerita yang akan terus dikenang. Mengingat, selama ini soal Ahmadiyah selalu buruk, ternyata mereka orang-orang baik,” tutur Susan Mengko. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya