- VIVA/Putri Nur Ifdah
VIVA – Nia Dinata berkolaborasi dengan sejumlah anak muda dari berbagai daerah dalam pembuatan film dokumenter bertajuk Buka Mata, Buka Cerita. Kegiatan ini menghasilkan sembilan co-directors terpilih dari berbagai kota di Indonesia seperti Pontianak, Tangerang, Yogyakarta, Solo, Subang, Bandung, Jakarta, dan sebagainya.
Menyambut kolaborasi proyek film mini ini, Nia Dinata mengaku sangat antusias, karena dia yakin agenda ini bisa membuat anak muda lebih kritis dalam melihat lingkungan di sekililingnya.
"Mata secara fisik penting untuk membuat film tapi enggak cuman itu, mata secara batin juga perlu agar bisa mengambil sesuatu yang biasa menjadi hal luar biasa yang enggak pernah kepikiran sebelumnya. Membuat rasa ingin tahu mereka agar mereka bisa lebih menggali lagi," ucap perempuan kelahiran tahun 1969 saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat pada Senin, 12 Maret 2018.
Tidak hanya itu, kegiatan ini pun didukung pula oleh aktor Indonesia yang saat ini sedang menyelami dunia fotografi, Dion Wiyoko. Baginya, film mini dokumenter pertama yang menggunakan Snapchat Spectacles atau kamera berbentuk kacamata itu, telah memberikan ruang kreativitas tersendiri untuk anak muda.
"Kegiatan proyek film ini sangat inspiratif. Saya mengapresiasi Insto (penyelenggara) karena telah memberikan kesempatan yang baik bagi anak muda untuk menuangkan kreativitasnya untuk menyampaikan pesan positif kepada masyarakat," ucap Dion dalam kesempatan yang sama.
Sementara itu, proses pembuatan film yang menggunakan kamera berbentuk kacamata ini, memiliki esensi di mana sang pengambil gambar harus mendekati objek yang ia inginkan lantaran tidak adanya tombol zoom-in dan zoom-out. Karenanya, jalan cerita film dokumenter tersebut lebih mengutamakan kehidupan sehari-hari yang dekat dengan pembuat film.
Film Dokumenter dari Aceh Terpilih Sebagai yang Terbaik di FFI 2021
Film dokumenter dari Aceh dengan judul Three Faces In The Land Of Sharia terpilih sebagai film dokumenter pendek terbaik.
