Di Film 22 Menit, Ardina Rasti Sengaja Pilih Peran Menyebalkan

Ardina Rasti.
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Aktris Ardina Rasti menjadi salah satu pemain di film layar lebar berjudul 22 Menit. Film yang terinspirasi dari kisah nyata peristiwa terorisme bom Thamrin itu disutradarai oleh Eugene Panji dan Myrna Paramita.

Tak Pakai Babysitter, Ardina Rasti dan Suami Bagi Tugas Jaga Anak

Memerankan karakter bernama Desi, yakni seorang wanita yang sangat menyebalkan, Rasti pun mengaku bahwa dia sendiri lah yang memilih peran tersebut.

"Karakter ceweknya cuma ada empat kan ya, terus aku dibolehin milih yang mana aja. Dari empat karakter itu semuanya protagonis, kecuali satu karakter yang namanya Desi ini. Pas aku baca (naskahnya), aduh ini karakter nyebelin banget sih. Terus, aku kayaknya pengin deh (meranin)," kata Rasti saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin 16 Juli 2018.

Dikritik Saat Gendong Bayi, Ardina Rasti Ikut Kelas

Saat ditanya alasannya memilih peran sebagai Desi yang menyebalkan itu, istri dari Arie Dwi Andhika itu pun mengaku bahwa dia ingin mencari pengalaman karena selama ini kerap mendapatkan peran protagonis.

"Karena ini film aku yang keempat belas dan sebelumnya belum pernah dapat karakter yang annoying, jadi emang pengin banget. Eh, ternyata diperbolehkan," ujarnya.

Berharap Pilih Uang, Anak Ardina Rasti Malah Ambil Pesawat

Meski demikian, Rasti menyayangkan bahwa karakter Desi ini sama sekali tak mendapat porsi adegan laga di film tersebut. Padahal, dia mengaku sangat ingin beradegan laga, sebagaimana layaknya Ario Bayu dan para pemeran lainnya yang juga membintangi film itu.

"Sayangnya, aku enggak kebagian adegan action, jadi kecewa karena sebenarnya pengin banget. Ngelihat Ario Bayu dan yang lainnya beraksi itu kayaknya keren banget," kata Rasti.

Namun, di sisi lain Rasti pun mengaku senang bisa ikut terlibat dalam film yang terinspirasi dari tragedi serangan teroris di kawasan Jalan Thamrin, Jakarta Pusat pada Januari 2016 silam tersebut.

"Tapi tetap senang sih, karena lagi-lagi tantangannya buat aku karakternya itu emang menyebalkan. Jadi tiap habis take, aku nanya, 'Gimana? Udah cukup nyebelin belum?'. Pas sutradara bilang, 'Udah, gue kayaknya pengin jitak lu’, berarti itu udah aman," ujarnya sambil tertawa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya