Wiro Sableng, Film yang Benar-benar Sableng!

Wiro Sableng 212
Sumber :
  • instagram.com/vinogbastian__

VIVA – Film Wiro Sableng tak mau banyak basa-basi di awal. Mereka langsung menunjukkan efek CGI, dengan hewan dan bulan merah yang terbilang sangat 'halus', hasil karya anak bangsa. Selanjutnya, Wiro memperlihatkan salah satu 'jualannya', adegan laga.

Anya Geraldine dan Vino G. Bastian Jungkir Balik Cari Duit di Film “Gampang Cuan”

Layaknya film pahlawan super lain, Wiro menceritakan awal mula mendapat jurus-jurusnya. Bagaimana ia dilatih keras oleh Shinto Gendeng dan berhasil mewarisi Kapak Maut Naga Geni 212.

Wiro mendapat misi khusus dari sang guru, membawa pulang Mahesa Birawa. Dalam perjalanan, Wiro bertemu dengan pendekar lainnya, Anggini, Bujang Gila Tapak Sakti, Dewa Tuak, dan Bidadari Timur. Mereka pun menghadapi segerombolan penjahat, kaki tangan Mahesa Birawa.

Film Perfect Strangers, Reuni Sahabat Berujung Mengaduk Emosi

Adegan laga dikemas sedemikian rupa. Tak ada darah berlebihan mengingat rating film ini untuk usia 13 sekian. Adu pukul tak pusing di lihat mata. Efek CGI untuk jurus-jurus juga mendekati sempurna.

Wiro yang unsur komedi juga terlihat di film arahan Angga Dwimas Sasongko itu. Celetukan Wiro dapat mengundang tawa penonton. Tingkahnya dan interaksi dengan yang lain atau kadang berbicara sendiri terasa natural.

Hari Pertama Tayang, Miracle In Cell No 7 Puncaki Trending Twitter

Bertabur bintang

Wiro Sableng dikerjakan oleh hampir seribu orang dan puluhan bintang. Nama-nama yang sering tampil di layar lebar sampai mereka yang baru mencicipi industri hiburan ikut ditampilkan. 

Ada Vino G Bastian, Sherina Munaf, Masrha Timothy, Lukman Sardi, Dwi Sasono, Happy Sama, Marcela Zalianty, Yayan Ruhiyan, Yayu Unru, Dian Sidik, Cecep Arif Rahman dan Teuku Rifnu Wikana. Nama-nama itu masih dilengkapi oleh Ruth Marini, Fariz Alfarizi, Cupink Tipan, Mardi, Habibie dan Asta.

Senang rasanya bisa melihat para bintang saling beradu akting. Dwi Sasono dan Ruth Marini tampil beda. Suara mereka disesuaikan, buat karakter lebih terasa. Belum lagi Yayan yang kembali ke khitah, menjadi penjahat sesungguhnya.

Yayan bukan lagi sebagai 'momok' karena perannya di masa lalu dan jadi bahan lelucon di film berikutnya. Ia tampil jadi diri baru, penjahat, jago silat dan dikalahkan dengan sangat berat.

Sayangnya, dengan bertabur bintang, screen time masing-masing karakter terasa kurang. Padahal, film ini sudah berdurasi lebih dari dua jam. Motivasi, kenapa berbuat apa juga terasa minim. Bahkan salah satu karakter kurang jelas dari mana berasal, padahal punya peran penting di cerita.

Kemunculan dan perginya karakter sering kali misterius. Namun hal itu dapat ditutupi dengan padatnya cerita dan aksi yang mengundang tawa. Secara keseluruhan, tak akan rugi melihat Wiro Sableng melalui layar lebar.

Rasa nostalgia, penasaran dan kagum akan perfilman Indonesia akan didapat dengan mengeluarkan beberapa lembar rupiah. Wiro mulai tayang di bioskop pada 30 Agustus 2018.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya