Alasan Caitlin Halderman dan Ciccio Manassero Main Film Dreadout

Film Dreadout
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Dreadout akan meramaikan bioskop Indonesia di awal tahun 2019 mendatang. Film bergenre horor action ini diangkat dari game asal Indonesia yang terkenal hingga luar negeri.

Film Dignitate, Al Ghazali dan Caitlin Halderman Lakoni Adegan Berani

Bintang-bintang muda Tanah Air terlibat dalam film ini, di antaranya Jefri Nichol, Caitlin Halderman, Ciccio Manassero, Marsha Aruan, Irsyadillah, dan Susan Sameh.  Dua di antara pemain tersebut, yakni Caitlin Halderman dan Ciccio Manassero, hari ini, Kamis, 29 November 2018, berkesempatan mengunjungi kantor redaksi VIVA. 

Kedua bintang muda tersebut pun mengungkapkan alasan ikut ambil bagian dalam film ini. Ciccio Manassero mengaku tertarik, karena ini merupakan film yang diangkat dari game dan jarang terjadi. 

Bocoran Game DreadOut 2 Buatan Developer Indonesia

Selain itu, alasan sutradara (Kimo Stamboel) juga memengaruhinya menerima tawaran bermain dalam film ini. Aktor berusia 23 tahun itu pun beranggapan, proyek film ini luar biasa dan digarap dengan serius.

"Ini proyek yang besar ya, melihat dari berapa lama persiapannya aku yakin proyek ini akan digarap dengan serius," ucap Ciccio di Pulogadung, Jakarta Timur.

Cerita Marsha Aruan Dibayangi Hantu Kebaya Merah

Tidak jauh berbeda dengan Ciccio, Caitlin Halderman pun mengatakan bahwa alasan bergabung dengan film ini adalah karena ceritanya yang menarik. Terlebih lagi ini adalah film horor pertamanya.

"Ketika aku ditawarin dan dijelasin ceritanya aku langsung sangat tertarik ya. Oke aku mau nyoba lah apalagi ini kan film horor pertama aku ya," ucap Caitlin.

Dalam fim ini, Caitlin akan berperan sebagai Linda yang digambarkan sebagai sosok serius dan sangat berani. Sementara Cicco akan berperan sebagai Alex yang digambarkan sebagai sosok yang sok tahu dan sok berani, padahal seorang pengecut.

Kimo Stamboel akan turun sebagai sutradara sekaligus penulis skenario dan produser. Dreadout juga diproduseri oleh Wida Handoyo dan Edwin Nazir.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya