Pengalaman Seru Pevita Pearce Syuting di Daerah Perbatasan

Pevita Pearce
Sumber :
  • VIVA/Putri Dwi

VIVA – Pevita Pearce masuk ke dalam jajaran pemain film garapan Alenia Pictures bertajuk Rumah Merah Putih. Dalam film nasionalisme tersebut, aktris 26 tahun itu berperan sebagai Maria Lopez, seorang wanita asli Nusa Tenggara Timur (NTT).

Geger Air Laut Naik di Lembata NTT, Warga Mengungsi

Film Rumah Merah Putih mengangkat kisah kehidupan masyarakat yang berada di perbatasan NTT dan Timor Leste, serta kecintaan mereka terhadap Tanah Air.

Ditemui usai jumpa pers film Rumah Merah Putih di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta Selatan pada Senin, 17 Juni 2019, Pevita menceritakan pengalamannya menjalani syuting di daerah perbatasan selama sebulan penuh. Ia mengaku kagum dengan kehangatan yang diberikan oleh penduduk Atambua, Belu, NTT terhadap dirinya.

178 Warga NTT Meninggal dan 47 Hilang akibat Banjir Bandang

“Bulan November-Desember, kami syuting film Rumah Merah Putih. Pengalaman syutingnya seru banget. Ini pertama kali aku syuting di perbatasan, yaitu di Atambua. Aku terinspirasi sekali dengan orang-orang yang sangat hangat, penyayang, dan kecintaan mereka kepada Indonesia sangat membekas di hati,” katanya.

Berkat hal tersebut, proses pendalaman karakter Maria Lopez berjalan lancar. Pevita diharuskan untuk menguasai bahasa serta dialek Tetun, yang merupakan bahasa keseharian di Belu. Ia mempelajari bahasa daerah tersebut dibantu oleh para penduduk di sana.

Cara BEM Nusantara Ringankan Beban Korban Bencana di NTT

“Ketika aku sampai di Atambua, ada waktu 2 minggu untuk pendalaman karakter dan aku sebetulnya merasa sangat terbantu oleh anak-anak yang main di film Rumah Merah Putih ini. Kredit untuk mereka, karena menurut aku mereka hebat sekali dan ketulusan mereka bercerita itu menginspirasi dan untuk bahasa pun mereka sangat membantu aku,” tutur Pevita.

Awalnya, ia sempat mengalami kesulitan sebab takut salah mengucapkan kata atau kalimat yang dapat menyinggung penduduk Belu. Namun lama-kelamaan, Pevita menunjukkan perkembangan luar biasa dan mampu menguasai bahasa Tetun, terlihat dari penuturannya dalam film Rumah Merah Putih.

“Awalnya masih malu-malu untuk komunikasi, takutnya terdengar ofensif kan karena salah bicaranya. Tetun yang digunakan di film Rumah Merah Putih ini Tetun Belu jadi berbeda sama Kupang, tapi anak-anak ini sangat membantu aku,” ujar adik Keenan Pearce itu.

Film yang dijadwalkan tayang pada 20 Juni 2019 ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat Indonesia untuk lebih mengenal budaya Timur serta meningkatkan rasa nasionalisme dalam diri. Menurutnya, banyak sekali yang bisa dipetik dari film Rumah Merah Putih.

"Tapi in general, orang-orang Timur mungkin mereka bisa terlihat galak, tapi mereka adalah orang-orang paling penyayang, paling inspiratif dan mereka yang harus mempresentasikan bahwa ini Indonesia,” ucap Pevita.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya