Film Ayu Anak Titipan Surga Dikomersilkan untuk Anak Sekolah?

Film Ayu Anak Titipan Surga jadi perbincangan
Sumber :
  • VIVA/ Zahrul Darmawan/ Depok

VIVA – Produser film Ayu Anak Titipan Surga, Bagus Haryanto membantah keras tudingan komersialisasi terkait pelaksanaan nonton bareng film tersebut di bioskop seluruh Indonesia, khusus untuk kalangan pelajar Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Tayang di Bioskop Online, Ini 5 Bahan Diskusi Usai Menonton Film Nussa

“Kita tidak peduli menguntungkan bioskop atau tidak, kami hanya memberikan sebuah edukasi,” katanya saat ditemui di area CGV D Mall, Depok, Jawa Barat, Sabtu 24 Agustus 2019.

Bagus menjelaskan, film yang dirilis tahun 2017 itu disesuaikan dengan Peraturan Presiden (Perpres) No 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter atau PPK. Sehingga, anjuran menonton film tersebut, dianggap sebagai salah satu metode pembelajaran yang tepat bagi para siswa maupun siswi SD dan SMP.

Kenal Lebih Dekat dengan Para Pengisi Suara Film Nussa

“Ini bukan kegiatan rekreatif. Dalam perpres ini termasuk kegiatan yang sifatnya pengayaan, pendalaman dari beberapa bidang studi yang terkait,” ujar Bagus lagi.

Kemudian Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia juga telah mengeluarkan surat edaran yang ditujukan kepada bupati atau walikota se Indonesia terkait program tersebut.

Yura Yunita dan Film NUSSA Satu Suara, Tidak Mudah Menyerah

“Nah atas dasar surat itulah maka bapak kepala dinas pendidikan secara responsif, memberikan surat imbauan kepada kepala sekolah. Di sini jelas dan gamblang,” ujar Bagus lagi.

Sehingga dalam konteks ini (nonton film), Bagus menegaskan sah hukumnya, dengan melibatkan kerja sama dunia usaha. Hal itu tertuang dalam Pasal 8 di Peraturan Presiden. Adapun target yang hendak diraih dalam pembelajaran film itu adalah harmonisasi olah hati, olah rasa, dan olah pikir.

Dia menerangkan, film sebagai sarana pembelajaran. Dan jika bicara tentang penguatan pendidikan karakter maka titik tolaknya itu adalah pada ketauladanan. “Nah kalau bicara ketauladanan berarti kan ketauladanan orang dewasa, guru, orang tua dan lain lain, tetapi bisa juga ketauladanan dari sebuah visualisasi film, karena sifat anak itu gampang meniru.”

Tayangan film tersebut, kata Bagus, diharapkan mampu mengisi hal-hal positif pada generasi tingkat SD dan SMP saat ini. Sebab mereka disiapkan sebagai generasi untuk puncak kejayaan Indonesia atau yang disebut dengan Indonesia emas.

Lebih lanjut, Bagus mengatakan, terkait pelaksanaan di bioskop, dia mengatakan, ada indikator pencapaian yang hendak diraih olehnya salah satunya adalah inti dari film tersebut. Hal ini dinilai tidak tepat jika dilaksanakan di lingkungan sekolah.

“Kalau dilaksanakan di bioskop kan anak-anak bisa fokus, berbeda dengan di ruang kelas, kaitan dengan suasana. Kalau di sekolah anak-anak cenderung tidak fokus, bercanda dan lain-lain. Nah, anak-anak biasanya akan fokus pada lingkungan baru.”

Visualisasi dalam bentuk film Ayu Anak Titipan Surga ini, kata Bagus, digambarkan seorang Ayu yang memiliki sifat-sifat baik, hampir sempurna. “Di situ anak diharapkan mencontoh perilaku dari Ayu itu, dampaknya bagaimana, luar biasa,” ucapnya

Bagus menambahkan, harga yang ditawarkan untuk menyaksikan film ini hanya sekira Rp35 ribu dan itu berlaku rata, baik di jam sekolah maupun di jam libur sekolah (Sabtu-Minggu).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya