Sinopsis Kucumbu Tubuh Indahku yang Wakili Indonesia di Oscar 2020
- VIVA.co.id/Ichsan Suhendra
VIVA –Indonesia telah memilih film Kucumbu Tubuh Indahku karya Garin Nugroho sebagai film yang akan bersaing dalam kategori Internasional Feature Film Award di Oscar ke -92.
Film ini berhasil mengalahkan 41 film lain yang diseleksi secara ketat oleh Komite Oscar 2020 atau The Indonesian Academy Awards Selection Committee.
Baca Juga: Viral Video Emak-emak Rebutan Daging di Kondangan, Cuma Iklan
Ada tiga film yang diunggulkan dalam mewakili Indonesia diajang tersebut yaitu, Ave Maryam, Kucumbu Tubuh Indahku, dan 27 Steps of May. Film Kucumbu Tubuh Indahku akan bersaing dengan film-film negara lain.
Film ini sendiri bercerita mengenai perjalanan Juno yang diperankan oleh Muhammad Khan yang berasal dari desa kecil di daerah Jawa yang terkenal dengan penari Lengger Lanangnya.
Film ini mengangkat kisah Juno dari kecil hingga dewasa, Juno terpaksa hidup sendiri sejak ditinggal oleh ayahnya, ia pun bergabung dengan penari Lengger.
Cerita hidupnya pun dimulai saat itu, Juno sering berpindah-pindah tempat hingga dewasa, saat berpindah itu ia banyak menemui berbagai macam karakter orang.
Dari mulai penari kawakan, penjahit, penjual ayam, hingga petinju. Semua itu membuah Juno paham apa yang disebut sebagai keindahan hidup.
Film ini diperankan oleh Rianto, Randy Pangalila, Raditya Evandra, Sujiwo Tejo, Teuku Rifnu Wikana, dan masih banyak lagi.
Diakui Garin Nugroho sang sutradara, adalah keputusan yang berani untuk mengikutsertakan film ini di ajang Oscar. Diakui Garin, Kucumbu Tubuh Indahku adalah film dengan tema yang sensitif. Film ini juga menyinggung soal LGBT.
Bahkan ketika tayang di Indonesia, Kucumbu Tubuh Indahku diprotes karena isu sensitifnya. Saat tayangnya film ini, banyak yang mendesak agar film ini segera diturunkan.
Tapi, kacamata seni dunia perfilman justru menilai lain. Walau diprotes di negeri sendiri, film ini malah meraih penghargaan di luar negeri.
Kucumbu Tubuh Indahku memenangkan Venice Independent Film Critic 2008 untuk kategori Bisato D'Oro Award, Festival Des 3 Continents sebagai film terbaik, juga Asia Pasific Screen Awards untuk kategori Cultural Diversity Award.
