- VIVAnews/Beno Junianto
VIVA.co.id – Melalui film 'My Generation', sutradara wanita Upi Avianto mengangkat labeling soal generasi remaja milenial. Upi yang mengaku senang mengamati kehidupan remaja, ingin menggambarkan sisi negatif dan sisi positifnya.
"Sekarang anak milenial itu selalu dilabeli anak egois, anak sosial media, junkies, self obsessed banget, anti sosial karena ada sosial media. Tapi menurut saya, apapun itu saya kurang setuju sama labeling itu," ujar Upi di Qubicle Center, Jakarta pada Selasa, 10 Oktober 2017.
Ia berpendapat labeling tersebut berasal dari produksi generasi sebelumnya. Generasi tersebut lah di mana telah tersedia akses kemudahan dengan gadget dan internet.
"Orang-orang nyalahin anak sekarang karena mereka terlalu sosial media, komputer terus, sekarang yang menciptakan siapa kalau bukan orangtua. Padahal mereka hanya beradaptasi aja, mereka lahir sudah ada sosial media," tuturnya.
Upi yang sebelumnya juga memproduksi film remaja, ‘30 Hari Mencari Cinta’, ‘Realita, Cinta, dan Rock n Roll’, saat proses produksi film ‘My Generation’, ia seperti kembali pada pengalaman pertama kali membuat film bergenre remaja.
Namun, Upi mengakui ada perbedaan menonjol, yaitu film ini tidak bercerita tentang cinta, tapi soal persahabatan. Selain itu kenakalan yang digambarkan di dalamnya berbeda.
"Nakalnya anak sekarang kan beda sama anak dulu. Kalau nakalnya anak rock n roll, dia ke klub ngerokok, minum, mabuk gitu kan. Anak-anak ini enggak, mereka beda, mereka bersuanya enggak harus turun ke jalan-jalan," ujarnya.
Persoalan kenakalan generasi anak remaja zaman, digambarkan Upi melalui hubungan para empat sahabat remaja milenial dengan para orangtua di sekitar mereka.
"Jadi, intinya film ini bukan hanya soal benar atau salah, tapi soal bagaimana komunikasi dan memahami," kata Upi.