Ernest Prakasa Kepada Anji: Kenapa Minta Maaf

Ernest Prakasa.
Sumber :
  • Putri Dwi/VIVA

VIVA – Komika, sutradara dan penulis Ernest Prakasa mempertanyakan permintaan maaf Erdian Aji Prihartanto alias Anji. Hal itu bermula saat Anji menjelaskan mengenai maksud tulisannya di instagram mengenai sebuah foto karya Joshua Irwandi yang kemudian banyak diunggah kembali oleh akun lain.

Sang Ayah Meninggal Dunia, Anji Ungkap Ibunya Sampai Pingsan Beberapa Kali

"Tiba-tiba secara berbarengan foto ini diunggah oleh banyak akun-akun ber-follower besar, dengan caption seragam.
Sebagai orang yang familiar dengan dunia digital, buat saya ini sangat tertata. Seperti ada KOL (Key Opinion Leader) lalu banyak akun berpengaruh menyebarkannya. Polanya mirip. Anak Agency atau influencer/buzzer pasti mengerti,"
tulis Anji.

Lalu beberapa saat kemudian, ia menjelaskan maksud tulisannya di instagram. Anji membuat utas di akun twitter @duniamanji. Ia sudah berbicara secara virtual dengan banyak fotografer dan salah satunya, Joshua Irwandi. Anji mengaku tidak menyudutkan salah satu profesi.

Anji Ungkap Kronologi Sang Ayah Meninggal Dunia

"Ini adalah tentang perbedaan sudut pandang. Saya membaca viralnya foto Joshua Irwandi dari banyak akun besar dengan pola caption yang seragam. Saya bukan mendiskreditkan Joshua atau profesinya, tetapi membahas pola penyebaran fotonya di media sosial," tulis Anji.

Setelah menguraikan maksud dari tulisan dan keresahannya, Anji menyampaikan permohonan maaf. Ia meminta maaf jika orang-orang menjadi salah asumsi atas berbagai tulisannya tersebut.

Ayah Anji Meninggal Mendadak: Lagi Naik Motor Terus Gak Sadar

"Sebagai catatan tambahan, saya tidak (pernah) mendiskreditkan profesi Fotografer, juga foto Joshua. Dalam caption di IG, saya menyuarakan hal-hal yang menurut saya janggal. Jika terjadi kesalahan asumsi dalam memahami kalimat saya, saya minta maaf," tulis Anji.

Baca juga: Alasan Denada Tolak Bantuan Rp100 Juta dari Baim Wong

Kicauan itu dibalas kembali oleh Ernest di twitter. Ia melihat hal yang tidak biasa, yakni dalam tulisan tersebut Anji menempatkan orang lain yang salah mengartikan. Menurut Ernest, jika memang Anji merasa orang yang membaca itu kemudian salah, lantas tak semestinya Anji meminta maaf.  

"Mas Anji yang baik, “Jika terjadi kesalahan dalam memahami kalimat saya” mengimplikasikan bahwa yang salah adalah orang lain. Jadi kalo yang salah orang lain, kenapa harus minta maaf?," tulis Ernest.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya