- instagram.com/hanaaaast/
VIVA – Hana Hanifah akhirnya mengaku secara blak-blakan soal dugaan kasus prostitusi yang sempat menimpanya. Hana memberi penjelasan dalam kanal YouTube Deddy Corbuzier.
“Benar apa tidak, bahwa Hana Hanifah itu menjadi prostitusi online dengan harga Rp20 juta?” tanya Deddy dikutip VIVA dari kanal YouTube Deddy Corbuzier, Rabu, 5 Agustus 2020.
Mendapat pertanyaan seperti itu, Hana lantas menjawab bahwa dia tidak terlibat dalam prostitusi. Hanna menjelaskan, alasannya pergi ke Medan adalah untuk melakukan pemotretan.
“Enggak (tidak terlibat prostitusi). Aku ceritain ya. Jujur. Jadi aku ke sana itu, aku niatnya photoshoot. Ditawarin sama teman aku untuk photoshoot kan, tapi teman aku ini yang di Jakarta ini gak ikut. Aku sendiri, ke Medan sendirian,” ucap Hana menjelaskan.
Kemudian, Deddy kembali bertanya tentang photoshoot seperti apa yang dilakukan oleh Hana di Medan. Hana pun mengakui bahwa itu adalah pemotretan seksi.
“Seksi ada. Mengakui, iya mengakui seksi,” kata Hana.
Tapi, Hana menegaskan kalau pemoretan seksi yang dimaksud bukan pemotretan telanjang. Ia mengaku tidak akan menerima tawaran pemotretan seperti itu. Dia juga menegaskan tidak melakukan pemotretan hanya mengenakan bra dan celana dalam.
“Ya seksi, tapi gak sampai telanjang. Gua gak nerima namanya photoshoot sampai telanjang gitu, enggak. Di situ gue gak telanjang,” tutur Hana.
Pengertian seksi yang dimaksud oleh Hana adalah mengenakan tank top dan celana pendek.
“Paling pakai tank top doang atau pakai celana pendek doang, sudah gitu saja, selebihnya gue gak berani. Menurut gue kalau pakai tank top doang seksi,” ujar Hana.
Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, Hana Hanifah beberapa waktu yang lalu sempat diamankan oleh pihak kepolisian Polrestabes Medan. Hana diamankan karena diduga terlibat dalam kasus prostitusi. Namun, saat ini Hana sudah kembali bebas.
Youtuber Bobon Santoso Mau Jual Alphard Demi Kasih Makan Orang Papua
Youtuber Bobon Santoso ingin menjual Toyota Alphard miliknya, sebagai modal masak dalam jumlah besar seperti yang biasa dilakukan. Bedanya kali ini untuk masyarakat Papua
