Pertunjukan Teater Kelas Dunia, I La Galigo Digelar di Jakarta

Pertunjukkan I La Galigo
Sumber :
  • Official I La Galigo

VIVA – Pertunjukan teater kelas dunia bertajuk I La Galigo kembali hadir di Tanah Air. Di bawah arahan sutradara kontemporer tersohor, Robert Wilson. Acara ini siap menyapa publik mulai hari ini, 3 Juli dan 5-7 Juli 2019 di Ciputra Artpreneur, Lotte Shopping Avenue, Jakarta Selatan. 

Aktris Teater Joo Sun Oak Meninggal Dunia, Mati Otak hingga Pilih Donorkan Organ Tubuh

I La Galigo merupakan sebuah pertunjukan teater yang telah diakui di seluruh dunia. Kisahnya sendiri diangkat dari wiracarita mitos penciptaan suku Bugis di abad 13 dan 14 berjudul Sureq Galigo, yang terabadikan lewat tradisi lisan dan naskah-naskah. Tulisan tersebut diubah ke dalam bentuk syair menggunakan bahasa Bugis dan huruf Bugis kuno. 

Pertunjukkan I La Galigo

Sosok Gadis Cantik Pemeran Suki di Serial Avatar: The Last Airbender

Bagian pertama pertunjukan I La Galigo dibuka dengan cerita penciptaan makhluk hidup di bumi. Kemudian, turunlah Batara Guru ke dunia menjadi seorang raja dan digantikan oleh anaknya bernama La Tiuleng. 

La Tiuleng dikaruniai anak kembar yakni Sawerigading dan We Tenriabeng. Sawerigading dideskripsikan sebagai pria yang sudah ditakdirkan untuk menguasai takhta kerajaan. Sementara We Tenriabeng merupakan sosok wanita paling cantik, melebihi dewi-dewi. 

Pertunjukan Teater Bawah Air Varuna di Bali Safari Park: Perpaduan Budaya dan Hiburan

Keduanya dilarang bertemu dan dibesarkan secara terpisah. Namun suatu hari, mereka dipertemukan kembali ketika dewasa. Sawerigading pun terpesona dan jatuh cinta kepada We Tenriabeng, saudara kandungnya sendiri. 

“Kau tidak boleh menikahi saudara kembarmu. Tidak boleh ada perkawinan sedarah. Atau kerajaan ini akan binasa,” tutur sang ayah ketika Sawerigading mengajukan niat untuk menikahi We Tenriabeng. 

Setelah kejadian itu, Sawerigading berkelana ke Negeri China menggunakan kapal. Dari situlah, berbagai konflik yang lebih besar mulai bermunculan. 

Pertunjukan I La Galigo sendiri minim dengan dialog. Karya musik teater ini lebih berfokus pada tarian, gerak tubuh, soundscape dan penataan musik gubahan maestro Rahayu Supanggah. Untuk menciptakan suasana dramatis, telah disiapkan sebanyak 70 instrumen musik mulai dari instrumen tradisional Sulawesi, Jawa, dan Bali yang akan dimainkan oleh 12 musisi terbaik. 

Mulai dari setting panggung, para pemain, properti, hingga penataan musik membuat pertunjukan berdurasi kurang lebih dua jam ini menjadi tidak terasa. Layar berskala besar serta pencahayaan yang disuguhkan dalam pertunjukan nyata mampu membuat bulu kuduk berdiri. 

Pertunjukan teater kelas dunia ini memang tidak main-main. Sejak pentas perdananya di Esplanade Theatres on the Bay, Singapura pada 2004 silam, I La Galigo kerap menuai pujian saat digelar di kota-kota besar dunia lainnya seperti New York, Amsterdam, Barcelona, Perancis, Italy, Taipei, Melbourne, Milan dan ‘pulang kampung’ ke Makassar untuk dipentaskan di Benteng Rotterdam. 

I La Galigo juga terpilih sebagai pementasan khusus berkelas dunia di Annual Meetings IMF-World Bank Group 2018 di Bali. Dan akhirnya, di tahun 2019 pertunjukan ini kembali diboyong ke Ibu Kota Jakarta setelah belasan tahun lamanya berkelana. 

I La Galigo merupakan sebuah harta seni budaya Indonesia yang tidak boleh dilewatkan. Tiket pertunjukan untuk hari-hari selanjutnya masih dapat dibeli dengan harga mulai dari Rp475 ribu hingga Rp1,8 juta.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya