- Instagram @didikninithowok
VIVA – Maestro tari, Didik Nini Thowok ikut meramaikan Lathi challange. Didik mengunggah video tersebut di akun instagramnya, @didikninithowok. Ia bukan sekedar ikut yang sedang trend.
Didik Nini Thowok mengapresiasi sekaligus mengajak orang-orang untuk belajar mengenai beberapa hal. Beberapa diantaranya lagu Lingsir Wengi dan Lathi.
"Lathi versi Didik Nini Thowok terinspirasi banyak hak sejak pemahaman yang keliru seperti Lagu Mocopat Lingsir Wengi katanya untuk mengundang Kuntilanak (g*bl*k permanen sayang .....) belajar, sempat dikatakan Lathi pemuja setan hadehhhhhhh," tulis Didik.
Seperti diketahui, salah satu ustaz dari negeri seberang sempat menyoal lagu yang dibawakan Weird Genius bersama Sara Fajira tersebut. Reza Arap sebagai salah satu personel Weird Genius angkat bicara dan meminta ustaz tersebut meminta maaf jika tuduhan atas lagunya tidak terbukti. Tidak lama kemudian sang ustaz menarik ucapannya.
Melihat hal itu, Didik Nini Thowok meminta semua pihak kembali belajar, terutama generasi milenial. Didik tidak mau orang-orang melihat budaya dengan kaca mata yang keliru.
"Gusti Nyuwun Kawelasan mbok ya belajar belajar dan belajar kalau belum tahu bahasa Jawa ya belajar supaya tidak gagal faham ..... yuk sayang kita jadi Generasi Milenial yang Smart dan BERBUDAYA .... ingat budaya merupakan Identitas sebuah bangsa besar," tulisnya.
Dalam video tersebut, Didik memperlihatkan beragam riasan dan tarian tradisional. Bahkan Didi juga tampil mengenakan topeng khas dari berbagai daerah di Indonesia. Di akhir keterangannya, Didik menceritakan sedikit mengenai pengetahuannya dan meminta orang mencari tahu jika ingin mendalaminya.
"Kebetulan eyang juga belajar sedikit budaya Jepang jadi ada persamaan filosofi tentang Simbol Kemarahan Wanita ... baca Topeng Hannya dan Tsunokakushi di Google .... Matur nuwun , terima kasih, Kamsia, Matur suksme, Sukria, Arigatou, Kamsahamida, dst," tulis Didik Nini Thowok.
Baca juga: Lathi Disebut Lagu Penyembah Setan, Weird Genius Buka Suara
Lagu Lathi bercerita tentang hubungan yang tidak sehat, didominasi kebohongan dan ego. Meski menekankan sisi gelap hubungan, terdapat makna tersirat tentang keberanian dan pendirian menghadapi hubungan tidak sehat.
Lathi diambil dari Bahasa Jawa Kuno yang berarti ucapan. Dalam liriknya juga terdapat Bahasa Jawa, “Kowe ra iso mlayu saka kesalahan. Ajining diri ana ing lathi”, yang berarti “Kamu tidak bisa lari dari kesalahan. Harga diri seseorang ada di lidah (ucapannya)”.
