Medali SEA Games 2019 Dirampas, Bonus Nariska Cintya Terjamin

Menpora Zainudin Amali
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Atlet modern pentathlon Indonesia, Nariska Cintya bisa sedikit bernafas lega. Sebab, para pemangku kepentingan olahraga menjami dia bakal tetap mendapatkan bonus sebagai bentuk apresiasi pencapaian di SEA Games 2019 Filipina.

UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2027

Nariska meraih medali perak saat turun di nomor beach triathle individual. Akan tetapi, panitia pelaksana SEA Games 2019 (PHISGOC) tidak mengakui pencapaian tersebut.

Saat Nariska sudah berada di samping podium, namanya tidak dipanggil. Alasannya, Indonesia sudah dapat medali emas dari Dea Salsabila Putri.

Bernard van Aert Tambah Wakil Indonesia di Olimpiade 2024

PHISGOC beralasan, sejak 10 Oktober 2019 mereka sudah mengirim surat terkait amandemen technical handbook (THB). Karena modern pentathlon cabang olahraga baru, perolehan medali akan dijatahkan, masing-masing satu untuk setiap negara.

"Memang ada revisi dari technical handbook, hanya boleh ada satu medali untuk satu negara. Dan (pemberitahuan) itu sudah diberikan kepada kita per 10 Oktober 2019. Cuma manajer tidak aware, saya juga tidak tahu. Tapi artinya, kalau mengikuti aturan itu ya betul," kata Chief de Mission Indonesia, Harry Warganegara kepada VIVA saat ditemui di Muntinlupa Sports Complex, Manila, Senin 9 Desember 2019.

Dominasi Skuad Timnas U-23 di Piala Asia, Menpora Dito Akan Terus Maksimalkan PPLP dan SKO

CdM Indonesia di SEA Games 2019 Filipina, Harry Warganegara Harun.

Harry menegaskan, untuk urusan medali, pihaknya tidak bisa bersikap lebih lanjut. Karena itu adalah konsekuensi atas kelalaian internal. Namun, untuk urutan bonus, akan dicari jalan keluar terbaik.

"Kalau urusan medali sudah tidak bisa diapa-apakan, kalau bonus nanti kita internal akan cari jalan keluar terbaik," imbuh Harry.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainuddin Amali juga heran dengan adanya aturan tersebut. Dia akan mencari tahu duduk perkaranya agar bisa mengetahui masalah dengan jelas.

"Kita akan bicarakan dengan KOI ya, karena itu sudah pasti bukan kesalahannya atlet. Jadi memang, kita juga terkaget-kaget kok ada yang seolah-olah penjatahan (medali), itu yang akan kita cari tahu duduk perkaranya. Tapi, sekali lagi itu bukan kesalahan atlet," tutur Amali.

Ketua DPP Partai Golkar Zainudin Amali

Sedangkan terkait bonus, Kemenpora akan berbicara dengan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) untuk menentukan apresiasi kepada para atlet. Karena bukan cuma di modern pentathlon yang bermasalah.

"Kita lagi diskusikan dengan KOI. Karena ada juga seperti sports dance yang dapat emas tapi ternyata cuma eksebisi karena pesertanya cuma dari dua negara, yang lain mundur. Pasti akan ada perhatian kita," katanya.

Ketua KOI, Raja Sapta Oktohari menjelaskan kesulitannya untuk tetap mencairkan bonus dari pemerintah untuk Nariska. Tapi, pihaknya akan tetap mengusahakan apresiasi yang memang seharusnya didapatkan.

"Akan ada mekanisme yang tidak bisa kita langgar. Karena kalau dalam catatan dia tidak dapat medali, maka tidak bisa kita kasih. Tapi, dari KOI nanti akan kita kasih," ujar Okto.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya