Bencana Banjir di Tengah Upaya Indonesia Jadi Tuan Rumah Olimpiade

Kunjungan Raja Sapta Oktohari ke China
Sumber :
  • Dok. Komite Olimpiade Indonesia

VIVA – Bencana banjir melanda sebagian dari di Indonesia pada awal 2020. Hal ini rupanya menjadi perhatian Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Raja Sapta Oktohari.

Profil Dio Novandra, Pacar Megawati Hangestri yang Dikenalkan ke Para Pemain Red Spark

Bukan tanpa alasan Okto turut memperhatikan masalah ini. Karena sejak lama pihaknya sedang gencar berkampanye Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.

Bagi Okto, jika nantinya Indonesia terpilih menjadi tuan rumah Olimpiade 2032, sudah harus punya sistem peringatan dini. Hal ini berkaca kepada Filipina saat menjadi tuan rumah SEA Games 2019.

Erick Thohir : Satu Game Lagi Sudah Kunci ke Olimpiade, Kalau Dua Game Kita Juaranya

Ketika itu, Filipina dilanda badai Kamuri. Peringatan dini jelang datangnya badai terus disampaikan kepada masyarakat melalui telepon genggam. Ada notifikasi terkait perkembangan ancaman Kamuri.

“Pengalaman saya waktu SEA Games kemarin, Filipina lebih advance soal early warning system bencana ketimbang Indonesia. Harusnya kita juga punya yang seperti itu,” kata Okto.

Pertama dalam 36 Tahun Korsel Gagal Lolos Olimpiade, Rekor Dihancurkan Timnas Indonesia U-23!

“Di Filipina kemarin kami semua sudah diberi peringatan sekitar empat hari sebelum adanya badai. Alarm di masing-masing ponsel sudah bunyi. Early warning system mereka ini terintegerasi langsung dengan provider,” imbuhnya.

Okto berharap, ke depan pemerintah bisa segera melakukan inovasi mengenai hal ini. Karena, bisa jadi nantinya masalah ancaman banjir, yang disebut-sebut jadi siklus 10 tahunan di Jakarta akan jadi faktor yang menggagalkan penunjukkan.

“Kita harus tetap menggunakan presepsi positif karena itu bisa menjadi konsederasi untuk menggagalkan Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade. Kalau kita menunjukkan persiapan dengan perbaikan yang matang hal-hal seperti ini bisa jadi antisipasi,” tuturnya.

Menyiapkan Atlet dengan Maksimal

Selain fokus melakukan kampanye guna menjadi tuan rumah Olimpiade 2032, Okto mengatakan pihaknya juga sedang merencanakan pembangunan fasilitas latihan kelas dunia. Karena atlet harus ditempa secara maksimal agar tampil baik.

Saat ini sudah ada beberapa lokasi yang diincar untuk dijadikan pusat latihan kelas dunia. Lokasinya tentu tidak akan jauh dari Ibu Kota Jakarta.

“Kami akan koordinasi dengan pemerintah untuk pembangunan fasilitas latihan kelas dunia ini,” ujar Okto.

Keinginan KOI untuk membangun sebuah fasilitas latihan datang setelah melakukan kunjungan ke negara-negara lain. Okto dan jajarannya mendatangi China, Jepang, Korea Selatan, Prancis, Belanda, serta Australia.

“Hasil dari adanya fasilitas latihan itu cukup signifikan buat prestasi atlet. Sebab itu kita juga harus punya dan kami akan wujudkan itu,” katanya.

Terkait dengan dana untuk membangunnya, Okto sudah berpikir dengan beberapa skema. Mulai dari swasta, pemerintah, atau private public partnership (PPP).

“Dalam waktu dekat proses untuk fasilitas latihan ini akan segera dimulai. Kita harus bergerak mulai dari sekarang. Dan saya harus memastikan fasilitas latihan kelas dunia ini nantinya harus bebas dari banjir karena program latihan atlet tidak boleh terganggu sama masalah banjir,” tutur Okto.

Mengajukan diri menjadi tuan rumah Olimpiade memang membutuhkan keseriusan. KOI dalam waktu dekat akan segera meningkatkan intensitas komunikasi dengan Komite Olimpiade Dunia (IOC), guna memuluskan tujuan.

Tak cuma itu, Okto dan kawan-kawan juga harus intens berbicara dengan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo serta Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali. Hal ini guna menyusun studi kelayakan yang menjadi syarat pengajuan diri.

Feasibility study ini untuk menunjukkan keseriusan kita menjadi tuan rumah Olimpaide 2032. Kita akan expose fasilitas-fasiitas yang saat ini sudah dimiliki Indonesia dan yang akan kita buat, termasuk fasilitasn latihan tadi,” ujar Okto.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya