Pelajaran Berharga 3 Pembalap Indonesia dari Seri Terakhir FIM CEV
- Dok: AHM
VIVA – Sirkuit Ricardo Tormo Valencia, Spanyol begitu dingin. Angin juga kencang. Tapi tak sekencang semangat tiga pembalap muda Indonesia.
Mario Suryo Aji (15 tahun), Gerry Salim (22 tahun) dan Andi Farid “Gilang” Izdhar berada di bawah bendera Astra Honda Motor. Mereka bertarung dua hari untuk mendapatkan hasil terbaik. Mulai dari kualifikasi hingga race pada Minggu, 10 November 2019.
Semangat, skill dan pengalaman terus terasah. Namun hasil berkata lain. Gerry Salim harus pasrah tidak ikut balapan. Terjatuh saat pemanasan di tikungan 11. Tulang selangka retak dan pen yang ditanam di tubuhnya pada Juli lalu pun bengkok.
“Saya terjatuh karena ada masalah dengan shifting gear saat saya mencoba menurunkan kecepatan,” ujar Gerry yang tak bisa menyembunyikan kecewanya karena tak ikut balapan. Tim dokter melarangnya, karena kondisinya tidak memungkinkan, meskipun Gerry sempat memaksa. Gerry bertarung di kelas Moto2 FIM CEV Championship.
Di kelas Moto3 Junior World Championship Mario menutup balapan terakhir yang digelar dua kali pada posisi 17 di balap pertama dan posisi 26. Dia terkendala teknis pengereman pada 6 lap terakhir. Pencapaian tahun pertamanya balapan di benua Eropa ini mengantarkannya di posisi ke-18 klasemen akhir.
“Banyak pengalaman berharga. Saya berhasil meraih podium saat finis posisi ke-4 di Estoril, Portugal. Dari hasil balap satu musim ini, saya ingin tingkatkan lagi skill dan gaya balap yang lebih agresif dan teknik pengereman yang tepat,” ujar Mario.
Sementara Andi Gilang juga belum mendapatkan hasil maksimal. Dia juga terkendala di masalah shifting gear. Andi yang tahun depan akan mengikuti race di kasta tertinggi MotoGP, akan bertarung di kelas Moto2, di kejuaraan ini memang tidak ada target juara karena dia hanya mengikuti 4 seri dari 8 seri CEV Moto2 European Championship 2019.
Pada balapan yang diikutinya sebelumnya Andi Gilang mampu tampil maksimal dengan menempati posisi 10 besar pada 3 balapan yang digelar. Namun sayang, di balapan terakhir ini motor yang ditungganginya mengalami kendala teknis sehingga harus finish bersama group pebalap terakhir. Dari 4 seri yang diikuti, Andi menutup dengan posisi ke-14 klasemen akhir.
"Tapi ini menjadi bekal saya di balapan tahun depan di GP Moto2, terutama terkait setting motor yang terbaik. Semoga saya dapat menjadi pebalap kompetitif pada balapan tingkat dunia tersebut," ujar Andi Gilang.