Polemik Kelas 62 Kg Angkat Besi, Tanggung Jawab Semua Pihak

Pengusaha asal Indonesia, Erick Thohir
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Polemik mengenai penghapusan kelas 62 kilogram cabang olahraga angkat besi masih berlanjut. Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, Komite Olimpiade Indonesia (KOI), dan INASGOC, sudah melayangkan surat kepada Komite Olimpiade Asia (OCA) dalam upaya lobi agar kelas tersebut bisa tetap dipertandingkan.

Kisah Inspiratif Jonatan Christie, Atlet Bulutangkis yang Bangun Masjid dari Dana Bonus Asian Games

Memang, kelas 62 kilogram di angkat besi memiliki posisi strategis bagi Indonesia. Sebab, atlet andalan Indonesia, Eko Yuli, berlaga di kelas tersebut.

Dihapusnya kelas 62 kilogram angkat besi merupakan keputusan yang mendadak. Sebab, dalam Coordination Committee Meeting yang ke-8, Januari 2018 lalu, hal ini tak dibahas.

17 Atlet Indonesia Pastikan Tiket ke Olimpiade 2024, Berikut Daftarnya

Ketua KOI, Erick Thohir, menyatakan masalah ini sebenarnya harus diselesaikan bersama-sama. Bukan cuma KOI, INASGOC, atau pemerintah yang harus melakukan lobi agar kelas tersebut bisa dipertandingkan.

Tapi, ditegaskan Erick, cabang olahraga terkait sudah seharusnya memiliki kemampuan negosiasi dan posisi tawar yang kuat agar tak terjadi peristiwa seperti ini.

Rizky Juniansyah Lolos ke Olimpiade 2024 Paris, Angkat Besi Punya 2 Wakil

"KOI ada induknya, OCA dan IOC. Sama juga dengan cabang olahraga, ada induk internasionalnya. Maka dari itu, penting sekali kepada cabor di Indonesia untuk punya lobi tingkat tinggi," ujar Erick saat ditemui di kawasan Pancoran, Jakarta, Minggu 25 Februari 2018.

"Tak bisa KOI bertindak sendiri. Kalau sendiri saja, perubahan-perubahan macam ini susah diantisipasi," lanjutnya.

Federasi Angkat Besi Asia (AWF) memutuskan kelas 62 kilogram dihapus. Bukan cuma di Asian Games, tapi juga Olimpiade 2020, Tokyo.

Erick menilai pencoretan kelas 62 kilogram pastinya memiliki motif tertentu.

"Apa itu, kami tak tahu. Kan tak ikut rapatnya. Tiba-tiba dapat kabar itu. Sebenarnya, kasus ini sama dengan kejadian di Olimpiade 2016, Rio de Janeiro, lalu. Waktu itu, bulutangkis mau dihapus. Ternyata, ada lobi-lobi dan membuat bulutangkis batal dihapus," kata Erick.

KOI, disebutkan Erick, sudah mengirimkan surat keberatan terkait penghapusan kelas 62 kilogram angkat besi ke OCA dan AWF.

"KOI tak pasrah, INASGOC juga. Jika kami pasrah, mana mungkin cabor seperti jet ski, bisa masuk? Intinya, kami tetap memperjuangkannya. Surat balasan dari mereka sudah ada, katanya kapan mau bertemu," terang pria yang juga Ketua INASGOC tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya