- VIVA/Satria Permana
VIVA – Tim softball Indonesia harus menelan pil pahit di Piala Asia. Berlaga melawan Jepang, Rabu 25 April 2018, Indonesia dicukur dengan skor telak, 0-10.
Perbedaan kelas yang jauh antara Indonesia dan Jepang, sangat terlihat di laga tadi. Jepang dengan mudahnya mencetak angka demi angka. Hingga akhirnya, Jepang mengunci kemenangan di ining keenam dengan keunggulan 10 poin tanpa balas.
Asisten pelatih tim Softball Indonesia, Leonard Djarkasih, menganggap anak-anak asuhnya bermain baik saat jumpa Jepang, ketimbang tim lain.
Meski tak mampu mencetak angka, menurutnya, kemampuan Indonesia untuk memaksa Jepang bermain hingga ining keenam adalah sebuah pencapaian yang memuaskan.
''Dibandingkan dengan tim lain yang sudah menghadapi Jepang, permainan kami terbilang cukup memuaskan. Coba Anda lihat Malaysia dan Thailand kemarin, mereka cuma bisa bertahan sampai ining keempat,'' kata Leonard usai laga.
Leonard juga menyatakan sadar dengan kecilnya peluang Indonesia menang saat jumpa Jepang. Sebagai tim terkuat di Asia, disebutnya, Indonesia hanya mencoba untuk bermain sebaik mungkin dan mengambil pelajaran dari permainan Jepang.
''Kami realistis saja lah, kalau secara kualitas tentu jauh dibandingkan Jepang. Tapi, kami bisa ambil banyak pelajaran dari bermain melawan mereka,'' terang Leonard.
Pelatih yang fasih berbicara dalam lima bahasa tersebut juga mengakui, keputusan menyimpan beberapa pemain utama adalah hal yang disengaja. Keputusan tersebut diambil karena Indonesia mengincar hasil sempurna saat menghadapi Singapura di laga selanjutnya.
''Beberapa pemain utama memang kami simpan tadi. Tujuannya, agar mereka bisa bermain maksimal di laga menghadapi Singapura. Karena, di laga itu kami mengincar kemenangan,'' tegasnya.
Dengan kekalahan dari Jepang, Indonesia kini telah menelan dua kekalahan dari empat pertandingan. Lewat kondisi ini, Indonesia harus bisa memborong kemenangan di lima laga sisa bila ingin melangkah mulus ke babak berikutnya.
