Misteri Tewasnya Atlet Paralayang yang Jatuh di Malang

Ilustrasi Paralayang
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA – Cherly Aurelia (19 tahun), atlet paralayang junior asal Jombang yang tewas saat melakukan latihan paralayang atau paragliding di Gunung Banyak, Kota Batu, Jawa Timur, diduga terjatuh karena strap pada sabuk terlepas.

Terjatuh Saat Latihan, Atlet Paralayang Meninggal Dunia

Ketua Paralayang Jawa Timur, Arif Eko Wahyudi mengatakan, saat korban melakukan penerbangan, kecepatan angin cukup bagus, sekitar 3 hingga 5 km perjam, Selasa, 12 Juni 2018 (sekitar pukul 08.30 WIB).

"Cuaca tadi pagi sangat ideal buat penerbangan. Sebelum take off, Sugik salah satu instruktur, bertanya ke Cherly apakah sudah terpasang semua alat? Dijawab sudah oleh Cherly," kata Arif.

23 Atlet Nasional Uji Coba Jalur Lintas Paralayang di Garut

Namun saat melakukan penerbangan, sekitar dua menit di udara, petugas yang berada di bawah, melihat parasut korban mengalami stall. Petugas pun langsung bergegas menuju bukit di sekitar areal pendaratan lokasi korban jatuh.

"Saat di atas, parasut kolaps mengalami stall hingga terjatuh. Saat mengetahui stall, petugas di bawah langsung ke tempat Cherly jatuh. Dari analisis yang dilakukan oleh tim, maka kita melihat strap pada bagian dada dan strap di kaki posisi tidak terpasang," ujar Arif.

81 Peserta Uji Nyali di Kejuaraan Dunia Paralayang Minahasa

Hasil analisa sementara kemungkinan parasut mengalami stall karena strap tidak terpasang sempurna sesudah penerbang take off. Akibat tidak terpasang sempurna tubuh korban melorot, karena strap yang tidak terpasang sempurna membuat togel atau tali kemudi gagal dijalankan dengan baik.

"Alat milik Cherly sendiri kondisi masih bagus karena juga masih baru. Kita belum bisa mengambil kesimpulan itu terlepas saat take off atau belum terpasang, kita akan terus kumpulkan fakta dan data untuk menyimpulkan ini," papar Arif.

Arif menyebut Cherly sebenarnya sudah 3 tahun berpengalaman sebagai penerbang. Bahkan ia sudah berlatih di Gunung Banyak, Kota Batu sejak, Sabtu lalu, 8 Juni 2018. Rencananya hari ini adalah hari terakhir Cherly berlatih sebelum pulang ke Jombang.

"Dalam kondisi seperti ini antisipasi saat strap lepas paling aman adalah nabrak pohon karena pasti nyangkut. Kami berharap terutama siswa yang usianya dibawah 18 tahun atau junior agar tidak kendor dan tetap semangat. Atas kejadian ini kita akan lakukan investigasi dan membuat sistem keamanan lain," kata Arif.

Sementara, Ketua Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) Jawa Timur, Marsma TNI, Andi Wijaya, menegaskan pihaknya akan melakukan investigasi penyebab kecelakaan Cherly. Menurutnya investigasi perlu dilakukan agar kejadian serupa bisa diantisipasi.

"Kejadian seperti ini kan jarang. Kita juga ingin tau apa penyebabnya agar ke depan kita bisa antisipasi. Pada dasarnya paralayang olahraga yang berbahaya perlu persiapan yang matang. Kalau tidak ditangani dengan benar akan berbahaya," kata Andi.

Menurut Andi, jika semua prosedur penerbangan atlet paralayang dijalankan dengan baik, ia memastikan tidak ada masalah. Ia mengaku belum mengetahui penyebab pasti kecelakaan.

"Tapi kita akan segera melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan data dan fakta agar mendapat rekomendasi. Kejadian kan baru tadi pagi. Kita masih menunggu input dari bawah," ujar pria yang juga menjabat sebagai Komandan Lanud Abdurahman Saleh, Malang itu. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya