Kisruh Olahraga Sumatera Selatan Berlanjut

Atlet Sumatera Selatan menggelar aksi demonstrasi di depan kantor gubernur
Sumber :
  • VIVA/Sadam Maulana

VIVA – Permasalahan tunggakan utang pemakaian venue di kompleks Jakabaring Sport City (JSC) memang telah selesai. Pengelola yang sebelumnya melakukan penggembokan terhadap seluruh venue sudah membukanya kembali usai mendapat jaminan dari KONI Sumatera Selatan.

Cara Mahasiswa-Milenial Sumsel Dukung Ganjar Jadi Presiden 2024

KONI sebagai pihak penyewa, saat mediasi kedua belah pihak sudah memberikan jaminan untuk segera membayar tunggakan utang sebesar Rp1 miliar. Tunggakan itu akan dilunasi pada anggaran di tahun 2019.

Meski perselisihan ini sudah usai, namun ternyata muncul masalah baru. Bukan hanya soal penggembokan venue, permasalahan lain timbul karena adanya kebijakan baru yang diterapkan JSC.

Angin Puting Beliung Terjang Musi Rawas Utara, 58 Rumah Rusak

Saat ini JSC selaku pengelola menerapkan sistem parkir autogate dengan memasang portal di gerbang masuk. Sehingga seluruh pengunjung dikenakan tarif masuk, tak terkecuali para atlet.

Kebijakan ini memancing reaksi negatif insan olahraga di Sumsel. Puluhan atlet yang mengatasnamakan Forum Insan Olahraga Sumsel, melakukan protes dengan melakukan aksi unjuk rasa di kantor gubernur, Rabu 16 Januari 2019.

Pengedar Yang Ditangkap di Sumsel Kaki Tangan Bandar Besar

Aksi yang dikoordinir Ketua KONI Palembang, Suparman Roman ini mendatangi kantor gubernur untuk menyalurkan beberapa aspirasi. Di antaranya mereka memprotes tindakan penggembokan yang dilakukan pihak JSC.

Menurut Suparman, JSC sudah menunjukkan sifat arogansi, tanpa mempertimbangkan kepentingan atlet di yang selama ini menggunakan fasilitas dan sarana venue di JSC. Padahal hal ini bertujuan untuk kepentingan peningkatan prestasi olahraga Sumsel yang saat ini tengah menurun di tingkat nasional.

"Kami memprotes keras pihak JSC yang telah mencampuradukkan kepentingan bisnis dengan pembinaan atlet cuma karena utang dari KONI yang belum di bayar. Termasuk juga kebijakan atas penerapkan parkir," tegas Suparman.

Selaku insan olahraga, Suparman juga meminta pemerintah daerah, DPRD, KONI, JSC, dan insan olahraga yang diwakili cabor-cabor untuk melakukan re-negosiasi dan re-komitmen.

Terutama terhadap penggunaan fasilitas venue yang dikelola, baik oleh JSC, maupun pihak ketiga lainnya, seperti PSCC, termasuk aturan mengenai beban biaya pemakaian yang tidak lagi berpihak pada kepentingan pembinaan prestasi atlet.

"Kami minta ada pemilahan yang jelas dan tegas terhadap biaya pemakaian venue, mana yang untuk kepentingan bisnis dan kepentingan pembinaan atlet," jelas Suparman.

Untuk menyelesaikan perselisihan ini, Gubernur Sumsel, Herman Deru, yang menemui langsung puluhan atlet, bersikap cukup reaktif. Tak hanya sekedar menemui para atlet, Deru bahkan langsung menelpon Direktur Utama JSC, Meina Fatriani Paloh.

Kepada Meina, Deru meminta agar memberikan kompensasi parkir, khusus pada hari Rabu, 16 Januari 2019, di kompleks JSC bagi puluhan atlet pendemo yang hendak menggelar latihan.

"Kita clear kan dulu yang hari ini. Saya sudah telpon Dirut JSC, hari ini para atlet silahkan latihan. Tapi saya minta dikoordinir," ujar Deru.

Mengenai kelanjutan penggunaan venue dan parkir di JSC yang dikeluhkan atlet, Gubernur meminta agar segera dibuatkan daftar list. Dari daftar list atlet dan pelatih itulah akan dibuatkan pass card agar para atlet tak lagi terbebani tiket saat hendak masuk untuk latihan.

"Saya minta daftarnya segera, karena akan kita buatkan stempel. Melakukan pembinaan saja kita sanggup apalagi hanya soal parkir. Cuma itu tadi harus ada daftarnya jangan sampai yang bukan atlet juga ikut. Saya akan minta Kadispora urus ini," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya